EQINA Sikapi 'Amnesti' EFI
Equestrian Indonesia atau EQINA menyikapi tawaran keikutsertaan atlet/rider mereka pada kejuaraan Cinta Indonesia Open
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Equestrian Indonesia atau EQINA menyikapi tawaran keikutsertaan atlet/rider mereka pada kejuaraan Cinta Indonesia Open (CIO) dan seri World Jumping Challenge (WJC) yang diselenggarakan oleh Equestrian Federation of Indonesia (EFI) pada 27-29 September ini di APM stable, Cikupa, Banten.
Karena tawaran dari EFI melalui Sekjen EFI Triwatty Marciano tersebut terlalu mendadak, saat EQINA sendiri tengah mempersiapkan kegiatan pembinaannya, maka permintaan itu sulit dipenuhi oleh EQINA. Walau demikian, pengurus EQINA masih merespon dengan baik tawaran EFI dengan mengakomodasi tiga atlet/rider-nya tampil di CIO.
Ketiganya, yakni Marco Momuat, Ferry Agustian, dan Justin. Mereka tergabung di perkumpulan atau stable UBL, Universitas Budi Luhur. Justin bahkan putra dari Kasih Hanggoro, pengurus yayasan UBL yang juga masih sering tampil di 'event-event' equestrian dan otomotif. Meski membawa nama UBL, akan tetapi ketiganya tetap 'mengerek' bendera EQINA.
"Jadi ketiganya nanti turun atas nama UBL/EQINA-Pordasi," jelas Dewi Anggraeni, Wakil Sekjen EQINA.
Dewi mengatakan, partisipasi tiga atlet/rider dari klub anggota EQINA pada 'event' EFI bisa saja diartikan bahwa EQINA merespon atau menyambut baik undangan dari EFI tersebut. Dalam hal ini, papar Dewi, pengurus EQINA melihat adanya keseriusan dari Sekjen EFI Triwatty Marciano untuk lebih membuka diri.
"Saya pribadi melihat adanya 'willingness' yang luar biasa dari ibu Watty," ujar Dewi.
Sekjen EFI itu, urai Dewi, menyempatkan diri untuk datang langsung menemui pengurus-pengurus EQINA dan juga Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chadiri Saddak di Arthayasa, bulan lalu. Triwatty Marciano kemudian juga 'menggagas' acara halal-bihalal di Hotel Borobudur.
"Bu Watty juga saya dengar mencoba meakukan kontak-kontak langsung dengan teman-teman pengurus EQINA. Ini yang saya sebut 'willingness' itu," sebut Dewi. .
AMPUNAN?
Walau demikian, secara umum, undangan dari EFI untuk partipasi atlet/rider EQINA di CIO dan WJC, masih menumbuhkan tanda-tanya. Tawaran atau permintaan EFI disodorkan ditengah-tengah situasi yang masih jauh dari kondusif terkait hubungan mereka. EFI juga tidak bisa bersikap legowo untuk menerima diadakannya seleknas guna pembentukan tim inti berkuda ke SEA Games XXVII-2013, Myanmar.
Disamping itu, tawaran tersebut juga baru disampaikan Kamis pekan lalu, sangat mendadak. Pasalnya, EQINA tengah mempersiapkan atlet/rider-nya pada 'event' Arthayasa Joint Competition, yang digelar di Arthayasa stable, Ciganjur, Jumat-Minggu baru lalu. "Arthayasa Joint Competition sudah kita agendakan cukup lama, jadi konsentrasi pengurus dan atlet-atlet kita memang ke sana.
Jadi, undangan itu kesannya aneh dan lucu," ungkap Dewi. Pertanyaan lain yang timbul dari tawaran EFI tersebut adalah, adanya penyebutan 'amnesti' untuk atlet/rider EQINA yang turut berkompetisi di CIO atau WJC.
"Terus terang, istilah amnesti atau pengampunan itu tidak kami sukai. Itu juga menumbuhkan tanda-tanya besar di kami. Selama ini kami tidak pernah berbuat salah, kecuali kalau dimata EFI apa yang kami lakukan salah," jelas Dewi.
Sebagaimana diketahui, pengurus EFI menjatuhkan sanksi atau larangan (banned) bagi setiap atlet/rider untuk tampil dalam setiap kegiatan EQINA. Sudah banyak atlet/rider EQINA yang dijatuhji sanksi oleh EFI. Hanya di 'event' Jateng Master saja EFI tak berani menjatuhkan sanksi, karena Jateng Master dihadiri dan dibuka resmi oleh Menpora Roy Suryo.
Dewi menjelaskan, karena adanya kata 'amnesti' itu maka seluruh atlet/rider terbaik EQIlNA enggan berpartisipasi pada CIO dan khususnya WJC yang menampilkan kelas bergengsi 'show jumping' 130 cm.
"Atlet/rider EQINA sejak awal komit untuk mendukung seluruh kegiatan EQINA, karena seluruh kejuaraannya memang sangat kompetitif," urai Dewi.
Selama ini kegiatan-kegiatan EQINA memang sangat kompetitif karena diikuti hampir seluruh atlet equestrian terbaik tanah air yang bergabung di klub-klub anggota EQINA-Pordasi. Hal ini sangat kontras dengan seri kejuaraan EFI yang hanya melibatlkan sedikit saja atlet. Itu pula yang tampaknya menjadi kekhawatiran pengurus EFI menjelang seri WJC di APM stable, Cikupa, Banten.