Singky: Terlalu Dini Perhitungkan Jatim
Singky Soewadji sebagai pimpinan proyek berkuda Jatim untuk PON XIX-2016 sudah mengundang perhatian.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah KONI Jatim menunjuk atlet senior Singky Soewadji sebagai pimpinan proyek berkuda Jatim untuk PON XIX-2016 sudah mengundang perhatian.
Apalagi, Singky Soewadji sendiri sudah mulai melakukan gebrakan dengan melakukan kunjungan ke salah satu daerah lumbung kuda yang sekaligus menjadi tuan rumah PON, yakni Jabar.
Kunjungan tersebut tampaknya menjadi bagian dari 'safari' yang akan dilakukan Singky Soewadji ke berbagai daerah dalam upaya perekrutan atlet maupun kuda terbaik yang akan menjadi tulang-punggung Jatim di PON 2016 tersebut.
Apa yang dilakukan oleh Singky Soewadji jelas akan menjadi perhatian bagi daerah atau kontestan potensial berkuda lainnya.
Walau demikian, jika saat ini Jatim terkesan belum lagi diperhitungkan, hal itu juga sangat disadari oleh Singky.
Dalam peta persaingan berkuda nasional, boleh dikatakan bahwa Jatim sementara ini baru bisa berbicara di disiplin pacuan. Kuda-kuda pacu terbaik banyak dimiliki oleh berbagai perkumpulan di Jatim, khususnya Madura.
Pada final seri kedua Kejurnas Pacuan PP Pordasi 2013, pertengahan September lalu di Arrowhead, Tegalwaton, Salatiga, kontingen Jatim menjadi juara umum dengan mengungguli Kalsel dan Jateng. Sukses Jatim pada kejurnas pacuan itu ditulangpunggungi kehebatan kuda-kuda pacu dari berbagai perkumpulan di Madura.
Itu di pacuan. Tidak demikian halnya dengan equestrian. Di disiplin equestrian ini, Jatim masih 'terbelakang'. Saat ini hampir tidak ada 'rider' dari klub equestrian asal Jatim yang bisa bersaing atau bahkan mengungguli atlet dari stable yang berdomisili di DKI Jaya atau bahkan Jabar.
Secara umum, daerah-daerah potensial berkuda lainnya seperti Kalsel atau Jateng sudah lebih awal mengintensifkan pengembangan pembinaan equestrian-nya, sementara untuk pacuan mereka sudah termasuk yang diunggulkan.
Hal itulah pula yang membuat Jatim sekarang ini secara keseluruhan kurang diperhitungkan dalam persaingan berkuda PON XIX-2016 tersebut.
Singky Soewadji sendiri mengakui, tentunya memang masih terlalu dini kalau Jatim diperhitungkan.
"Tenang saja, masih ada tiga tahun lagi," katanya, tergelak.
Singky menyatakan, apa yang dilakukannya sekarang ini pastinya masih dalam
"Sekarang ini saya saya masih mengumpulkan materi atlet maupun kudanya. Saya juga masih mengevaluasi kekuatan lawan," jelasnya.