Pasca Jateng Classic Ada Perubahan di Eqina Point System
EQINA kembali akan berseteru pada akhir Oktober atau awal November mendatang.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah 'Jateng Classic', para 'rider' terbaik Equestrian Indonesia atau EQINA kembali akan berseteru pada akhir Oktober atau awal November mendatang.
Kepastian dari 'event' yang menjadi lanjutan dari seri kejurnas EQINA tersebut baru akan diputuskan pekan ini. Alternatifnya, antara 'Jabar Classic' (BEC, Lembang), atau 'Pangdam Jaya Cup' (Pulomas).
Menjelang 'Jabar Classic' atau 'Pangdam Jaya Cup' tersebut, dipastikan terjadinya perubahan, pergeseran atau rotasi urutan dalam klasemen sementara EQINA Point-System.
EQINA Point-System dibuat untuk penentuan akhir peringkat diantara 'rider-rider' dan kuda-kuda terbaik EQINA, dari seluruh seri kejurnas EQINA. Mereka inilah yang pada pertengahan atau akhir Desember mendatang akan dianugerahi 'award'/penghargaan yang menurut rencana akan dilangsungkan secara meriah.
EQINA Point-System tidak diterakan di seluruh kelas baik dari nomor tunggang-serasi (dressage) dan lompat rintangan (show jumping). Pada 'Jateng Classic' baru lalu, misalnya, dari persaingan menegangkan di beberapa kelas atas 'jumping', terjadinya 'duel' sengit diwarnai adu mental para 'rider' ternama EQINA setidaknya dipengaruhi atmosfir perebutan tempat dalam EQINA Point-System.
KELAS 130 CM
Keberhasilan Joko Susilo (Pegasus-DKI Jakarta) memenangi kelas 130 cm yang dilombakan di hari Sabtu (12/10/2013) sangat mungkin akan melejitkan nama penunggang kuda 'Saltador' itu dalam EQINA Point-System mendatang.
Joko Susilo sebelumnya menempati urutan ke-6 dengan nilai 6, serupa dengan Ardi Hapsoro Hamidjoyo. Posisi dan perolehan nilai mereka jauh dibawah Raymen Kaunang (32), Brayen Brata Coolen (32), Yanyan Hadiansyah (24), dan Ferry Sudarmadi (15).
Joko Susilo memenangi kelas 130 cm hari Sabtu dengan mengungguli Yanyan Hadiansyah dan Brayen Brata Coolen melalui 'jump-off' pada putaran kedua. Ferry Sudarmadi turun juga di 130 cm point-system dengan menunggang 'La Belle 140'.
Tetapi, Ferry gagal melanjutkan kiprahnya ke putaran kedua. Kelas 130 cm ini juga dilombakan di hari Minggu. Tapi, tak dimasukan dalam EQINA Point-System. Kelas 130 cm hari Minggu itu hanya diikuti Brayen, sehingga otomatis jadi pemenang tunggal. 'Course' untuk 130 cm hari Minggu juga berbeda dengan kelas 130 cm untuk point-EQINA. 'Course' kelas 130 cm hari Minggu bersifat 'speed-class'.
KELAS 140 CM
Di kelas 140 cm yang sekaligus menjadi kelas tertinggi, urutan teratas pada klasemen sementara EQINA Point-System sudah pasti akan tetap ditempati oleh Raymen Kaunang (Pegasus).
Duel sengit 140 cm hari Minggu itu 5 rider, yakni Joko Susilo (Saltador), Yanyan (JN Amazing Grace), Ferry Sudarmadi (La Belle), Raymen (Conquistador), dan Brayen (Grace 292), yang beberapa menit sebelumnya 'solo karier' di kelas 130 cm speed class dan bukan untuk EQINA Point-System.
Karena sama-sama berniat untuk konsentrasi menghadapi duel maut di 140 cm, maka terjadi persaingan sengit dengan adu mental diantara kelima peserta. Seperti diketahui, posisi tiga teratas kelas 140 cm itu berturut-turut diduduki oleh Raymen Kaunang, Brayen, dan Yanyan Hadiansyah.
KELAS-KELAS LAIN
Rotasi dalam klasemen sementara EQINA Point-System kemungkinan besar juga akan terjadi di beberapa kelas lain. Diantaranya, kelas 110 cm senior. Posisi Samantha Born (Trijaya Equestrian Center) di puncak klasemen kemungkinan besar akan digeser oleh Joko Susilo (Pegasus).
Joko memenangi kelas 110 cm senior itu melalui 'jump-off' dengan mengungguli Nur Iman (JN Stud-DKI Jakarta), dan Jojo Jonathan (Jatim). Dalam klasemen sementara EQINA Point-System kelas 110 cm senior itu posisi Joko ada di urutan ke 3-4 bersama Jojo Jonathan dengan sama sama mengoleksi nilai 25.
Joko Susilo segera menggeser kedudukan Samantha Born yang saat ini memimpin klasemen dengam nilai 29, disusul Raymen Kaunang (Pegasus) yang mengoleksi nilai 26. Samantha Born tak berpartisipasi di 'Jateng Classic' .
Demikian juga dengan beberapa 'rider' yunior dan senior lainnya, seperti Dwiputri Sitahapsari dan Rahmat Nasir.