Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

PP PTMSI 2013-2018: Antara Ekawahyu Dan Oegroseno

Ekspektasi tinggi sah-sah saja dilambungkan terkait masa depan pencapaian prestasi tenis meja nasional.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in PP PTMSI 2013-2018: Antara Ekawahyu Dan Oegroseno
tribunnews/oro
Ekawahyu Kasih 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekspektasi tinggi sah-sah saja dilambungkan terkait masa depan pencapaian prestasi tenis meja nasional.

Namun, sungguh pun Indonesia tak kekurangan bibit potensial, yang terpenting adalah bagaimana merumuskan konsep pembinaan yang tepat dibawah penanganan tim yang profesional.

Penampilan menawan timnas sepakbola U-19 yang berhasil meloloskan diri ke putaran-final AFC U19-2014 bisa dijadikan contoh.

"Kunci keberhasilan timnas U19 itu adalah karena dukungan materi pemain yang baik, atmosfir dalam proses pelatihan dan pembinaan yang mendukung, serta profesionalisme tim pelatih. Kalau dilihat dari aspek organisasi, saya kira PSSI juga masih belum bisa disebut sudah sangat kondusif," jelas Ekawahyu Kasih, salah satu tokoh yang tetap diandalkan untuk memimpin kepengurusan PP PTMSI 2013-2018.

"Fokus kita mestinya sudah kesana. Pembinaan atlet yang harus dikedepankan. Kalau memang harus mencari pelatih dari luar, ya rekrut saja yang benar-benar kita anggap profesional, lebih bagus lagi kalau bisa cepat beradaptasi dengan karakteristik pemain kita," papar Ekawahyu.

Sebagaimana diketahui, organisasi tenis meja nasional hingga saat ini bisa disebut masih dalam status 'tidak normal'. Kehidupan organisasi berada dibawah kendali tim 'caretaker' dari KONI Pusat. menyusul kekisruhan yang terjadi pada Munaslub di Solo, medio 2012. Di Solo, 'stakeholders' PTMSI terbagi dalam dua pilihan.

Yakni, kubu yang tetap memaksakan Dato Tahir MBA sebagai ketua umum, dan kubu yang menghendaki pergantian ketua umum, dengan mengusung nama Ekawahyu menjadi pemimpin baru.

Berita Rekomendasi

Pasca terbentuknya 'caretaker', kubu pro-Tahir disebut-sebut memalingkan perhatiannya kepada tokoh baru. Ia tak lain Oegroseno, perwira tinggi kepolisian berbintang tiga yang kini menjadi 'orang nomor dua' di Trunojoyo.

Sebagai Wakapolri, Oegroseno dinilai layak memimpin PP PTMSI. Figur lain yang tiba-tiba muncul sebagai kandidat adalah Dahlan Iskan.

Namun, walau namanya baru beredar belakangan. Menteri BUMN justru yang pertama-tama menyatakan kesiapannya 'mengambil' PP PTMSI.

Hebatnya lagi, seandainya terpilih menjadi ketua umum PP PTMSI, Dahlan mengaku legowo untuk melepaskan jabatan ketua umum di kepengurusan barongsai dan bridge.

Pernyataan Dahlan Iskan itu sangat mungkin memukul perasaan jajaran pengurus, pembina, atlet atau umumnya 'stakeholders' barongsai dan bridge.


Mungkin banyak yang mempertanyakan, apa sebenarnya yang sudah dilakukan oleh Dahlan Iskan untuk barongsai dan bridge.

Atau, kenapa Dahlan Islan yang menjadi salah satu nominasi Capres melalui Konvensi Partai Demokrat itu tiba-tiba berminat memimpin PP PTMSI? Sikap Dahlan Iskan ini jauh berbeda dengan Ekawahyu Kasih atau bahkan Oegroseno.

Keduanya sangat tak banyak bicara. Apalagi, Oegroseno, yang disebut-sebut didukung penuh oleh kelompok pro Tahir. MBA. Di sisi lain, Ekawahyu mengaku sangat senang dengan kemunculan kandidat-kandidat ketua umum PP PTMSI itu.

Perhatian luar biasa dari tokoh-tokoh tersebut tentunya tak bisa dilepaskan dari potensi luar biasa tenis meja itu sendiri.

"Kemarin-kemarin kan hampir nggak ada calonnya, sekarang lebih dari satu. Ini berarti perkembangan tenis meja masih bagus," katanya.

Kemunculan beberapa kandidat ketua umum PP PTMSI 2013-2018 ini mungkin saja menjadi salah satu pendorong segera dilangsungkannya pembentukan kepengurusan definitif melalui ajang musyawarah dan mufakat, Munas atau Munaslub.

Tentunya dengan tetap berpedoman pada landasan dan peraturan organisasi yang berlaku. Dengan ketaatan pada aturan main yang ditetapkan, mestinya juga tidak boleh ada pemaksaan kehendak. 'Stakeholders' tenis meja nasional mestinya juga sudah sangat merasa jenuh dengan situasi yang membelenggu. Kecuali mereka benar-benar tidak menyadari bahwa yang paling dirugikan adalah atlet! (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas