Jateng Kembali Andalkan Jayadi Dkk
Gelaran seri kejurnas Equestrian Indonesia (Eqina) ‘Pangdam Jaya Cup’ masih sekitar dua pekan lagi.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelaran seri kejurnas Equestrian Indonesia (Eqina) ‘Pangdam Jaya Cup’ masih sekitar dua pekan lagi. Namun, persiapan menyambut ‘event’ bergengsi tersebut sudah jauh-jauh hari dilakukan. Klub-klub anggota Eqina seakan sudah tak sabar menunggu tibanya perhelatan 2-3 November di Pulomas itu.
Itu jugalah yang mungkin dirasakan oleh Johanes Lukito, pemilik Arrowhead Horse Riding Club, Tengaran, Salatiga. Menyikapi perseteruan para ‘rider’ handal Tanah Air melalui ‘Pangdam Jaya Cup’ itu, tak tersirat sedikitpun keraguan di benak Johanes Lukito untuk menampilkan jajaran penunggang equestrian yunior dan senior terbaiknya.
Johanes Lukito menyatakan, segera mendaftarkan belasan ‘rider’ terbaiknya di ‘event’ yang menjadi hajat dari Pangdam Jaya, KONI DKI Jaya, dan Pengprov Pordasi DKI Jaya, dengan Eqina sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Johanes Lukito tak sekadar berbicara mewakili ‘Arrowhead’, akan tetapi sekaligus representasi dari KONI Jawa Tengah.
Pasalnya, dia sudah resmi ditetapkan sebagai pimpinan proyek equestrian Jateng untuk pembentukan tim berkuda yang dipersiapkan ke PON XIX-2016 Jabar.
Penunjukan sebagai pimpro equestrian Jateng ke PON 2016 itu diberikan langsung oleh Ketua Umum KONI Jateng Tutuk Kurniawan, saat penutupan ‘Jateng Classic’, Minggu (13/10/2013) lalu di Tengaran.
TAK MULUK-MULUK
“Jayadi, Galih, dan Nisa masih menjadi andalan kita,” katanya kepada Tribunnews.com . Tiga nama itu adalah ‘rider’ senior asal Jakarta
yang siap membela Jateng di ajang PON 2016 mendatang.
“Semua yang sudah terdaftar untuk memperkuat Jateng, kemungkinan besar akan kita turunkan lagi di Piala Pangdam Jaya itu,” paparnya.
“Nisa pasti akan turun dengan Atlantis-nya, Jayadi bisa saja dengan Challenger-nya lagi, Galih pakai Albatros. Masih ada Heru Koswara, Anjasmara Wibisono, Theo Giandi. Untuk yuniornya, ada Marry Nurcahyo dan Jessy,” jelas Johanes Lukito, yang juga ayah kandung Jessy Geraldine.
Dia juga mengakui, saat ini masih mengupayakan kuda-kuda yang akan ditunggangi para ‘rider’-nya.”Ya, kalau sekarang bagaimanapun kita masih harus seperti ini, tetapi untuk tahun depan pasti lebih eksis,” ujarnya.
“Kita sadar akan keterbatasan kita saat ini, tetapi lihat saja tahun depan, kita akan lebih full-power. Saat ini semua kontrak dan lain-lain sedang kita persiapkan, on process,” jelas Johanes Lukito.
Penampilan para ‘rider’ Arrowhead dan mereka yang mewakili Jateng di ‘Jateng Classic’ sebenarnya tidak buruk. Mengandalkan para penunggang yang eksis di kategori yunior, Arrowhead menempati posisi ketiga dalam klasemen akhir perolehan medali ‘Jateng Classic’ dengan 4 emas, 5 perak dan 6 perunggu.
Mereka hanya dibawah perolehan Aragon Horse Racing & Equestrian Club dan Pegasus Stable-DKI Jakarta, yang masing-masing menggondol 5-6-2 dan 5-2-4 set medali.
Akumulasi gelar juara dan medali emas timnya Johanes Lukito jumlahnya lebih banyak jika ditambahkan dengan keberhasilan Jayadi dan Galih Rasyono, yang di ‘Jateng Classic’ itu masing-masing memperkuat Trijaya Equestrian Center dan Andiga Equestrian.
Di ‘Jateng Classic’ itu, Jayadi meraih dua medali emas, Galih satu. Sementara, Heru dua perak, Nisa satu perak, dan Theo Giandi tiga perunggu. Jayadi, Nisa dan Theo bahkan mendominasi ‘jumping’ kelas 70-90 cm.
Meski memiliki catatan atas penampilan baik para ‘rider’-nya di ‘Jateng Classic’, namun Johanes Lukito mengakui bahwa dia tak
mencanangkan target yang muluk di ‘Pangdam Jaya Cup’ nanti.
“Maksimal kita bermain di kelas 110 cm, untuk 120-140 kita harus siapkan kuda-kudanya dulu,” katanya. (tb)