Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Soal Equestrian Ke SEA Games, Pordasi Pertanyakan Kebijakan KOI

Keputusan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk memberangkatkan equestrian ke SEA Games Myanmar, Desember 2013

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Soal Equestrian Ke SEA Games, Pordasi Pertanyakan Kebijakan KOI
ist
Jajaran pengurus PP Pordasi, Pengprov Pordasi Jateng, dan EQINA bergambar bersama di sela-sela persaingan Jateng Classic, beberapa waktu lalu 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Keputusan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk memberangkatkan equestrian ke SEA Games Myanmar, Desember 2013, dipertanyakan oleh PP Pordasi. Sehubungan dengan itu, otoritas olahraga berkuda yang menaungi pacuan, equestrian dan polo itu segera melayangkan surat ke KOI.

"Tentunya PP Pordasi akan menanyakan secara resmi apakah keputusan itu sudah diambil," ungkap Wijaya Noeradi, dari kesektariatan jenderal PP Pordasi kepada Tribunnews.com Jumat (25/10/2013) malam.

"Karena sekarang ini kan (keputusan itu) baru diberitakan oleh media," sambung Wijaya Noeradi.

Disinggung kapan surat ke KOI itu akan disampaikan, Wijaya mengisyaratkan, secepatnya. Surat yang nantinya akan ditandatangani oleh Ketua Umum PP Pordasi Muhammad Chaidir Saddak itu sedang dibuat konsepnya oleh Wijaya Noeradi. Bahwa PP Pordasi segera mempertanyakan kebijakan sepihak KOI itu, juga disampaikan oleh Ketua Umum Equestrian Indonesia (Eqina) Jose Rizal Partokusumo.

"Intinya menanyakan berita dan status surat KOI, menyangkut SEA Games, seleknas, berikut meeting soal SEA Games itu," ucap Jose yang dihubungi secara terpisah.

Jose menegaskan, keputusan KOI (memberangkatkan equestrian ke SEA Games) tidak sinkron dengan dengan kebijakannya yang lama.

"Mereka belum menutup apa yang tengah dibahas dan dijajaki sebelumnya," tegas Jose.

BERITA TERKAIT

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, KOI akhirnya disebut-sebut akan memberangkatkan muaythai, hoki, petanque, vovinam, dan equestrian. Kelima cabor itu sebelumnya nyaris gagal diberangkatkan. Sebabnya, kelima cabor itu diketahui bukan anggota resmi Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Diantara kelima cabor itu, equestrian yang paling bermasalah, karena adanya dualisme organisasi. (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas