Medina Kembali Bantu Irene Sukandar Raih Emas Catur
Grand Master Wanita, Irene Kharisma Sukandar merasakan situasi yang hampir sama dengan pengalaman sebelumnya
Penulis: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM – Grand Master Wanita, Irene Kharisma Sukandar merasakan situasi yang hampir sama dengan pengalaman sebelumnya pada saat akan merebut medali emas SEA Games untuk yang kedua kali. Keberhasilannya jadi juara ditentukan oleh keberhasilan sahabatnya, Medina Warda Aulia. Itu terjadi pada saat catur nomor nomor individual catur cepat internasional, Selasa (17/12) lalu.
Dilansir potretcatur.blogspot.com, di nomor ini Indonesia berhasil merebut medali emas dan medali perunggu. Medali emas diraih Irene dan perunggu direbut WGM Medina Warda Aulia.
Situasinya nyaris sama seperti pertandingan nomor catur kilat yang digelar tiga hari sebelumnya. Drama yang terjadi juga tak jauh beda. Sampai pada babak keenam, ada tiga pecatur yang sudah mengumpulkan sama 4,5 poin, yaitu Irene yang dikelilingi dua pecatur Vietnam, WGM Pham Le Thao Nguyen dan WMG Nguyen Thi Thanh An. Medina diperingkat keempat dengan 4 poin.
Pada babak terakhir Irene berhadapan dengan Nur Najiha dari Malaysia. Pham Le Thao Nguyen berhadapan dengan Catherine Perena dari Filipina. Medina berhadapan dengan Nguyen Thi Thanh An. Hasil pertandingan mereka bertiga menentukan siapa yang mendapatkan medali.
Medali emas Irene lagi-lagi ikut ditentukan oleh hasil pertandingan sohibnya, Medina yang bertanding lawan Thanh An. Jika remis, maka Irene emas, Pham perak, Thanh An perunggu. Kubu kubu Vietnam dan Indonesia sama-sama merasakan ketegangan, mereka bergerombol di depan layar.
Medina unggul posisi. Tapi selalu ada counter dari Thanh An. Medina sempat ketinggalan satu bidak tapi posisi Benteng dan Kudanya aktif saat masuk ke permainan akhir dengan masing-masing masih punya satu bidak di sayap-menteri dan tiga bidak di sayap-raja. Kalau mau remis, Medina bisa melancarkan skak abadi dengan Bentengnya. Tapi Medina juga mau medali!
Maka Rajanya pun ikut merangsek maju membantu pertempuran. Terjadi pertukaran Kuda dan kemudian bidak sayap-menteri Thanh An jatuh. Posisi menunjukkan hasil maksimal Thanh An remis. Kubu Indonesia mulai saling bersalaman dan merapatkan doa: jangan sampai ada blunder lagi!
Raja Medina terus bergerak maju dari sayap-raja menyeberang ke sayap-menteri mau membantu bidak bebas sayap-menterinya yang berada di lajur-b mendekati petak promosi. Upaya Thanh An mencegah tak berhasil. Ia pun menyerah. Maka Medina pun merah medali perunggu.