Sengit di Tegalwaton 12 Pasangan Berebut Rp 100 Juta di Derby
Puncak dari persaingan kejuaraan pacuan kuda Jateng Derby yang dilombakan Minggu (19/1/2014) ini di Tegalwaton Salatiga
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Puncak dari persaingan kejuaraan pacuan kuda ‘Jateng Derby’ yang dilombakan Minggu (19/1/2014) ini di Tegalwaton, Salatiga, tetaplah kelas yang menjadi ‘titel’ dari kejuaraan itu sendiri. Yakni, ‘Derby’ tiga tahun dengan jarak tempuh 1600 meter.
Yang luar biasa, nomor ini memperebutkan hadiah uang sebesar Rp 100 juta, dan hanya akan diperebutkan oleh 12 pasangan, yakni kuda dan jokinya.
Hadiah uang Rp 100 juta untuk ‘Derby’ di Tegalwaton ini memang masih dibawah hadiah uang pada ‘Derby’ seri pertama final kejurnas 2013 pada 7 Juli 2013 lalu yakni Rp 120 juta, yang alokasi hadiah terbesarnya direnggut oleh ‘Red Silanos’ dari Taliabo Stable, Maluku Utara.
Akan tetapi, untuk tingkat kejuaraan daerah, ini adalah jumlah hadiah uang terbesar yang pernah diberikan untuk kelas ‘Derby’.
Ada 12 kuda yang bertarung di ‘Derby’ ini, dan kesemuanya punya rekam-jejak baik, sehingga perebutan gelar akan sangat sengit.
Ke-12 pasangan yang bersaing memperebutkan hadiah Rp 100 juta ini adalah Djohar Manik/J.Turangan (Tombo Ati/Aragon Stable), Winona Eclipse/T.Pantow (Imam Hartono/Eclipse Stable), Cahaya Lilin Sumbar/Revaldi (Mouris T. Halim/King Halim Stable), Zusi
Eclipse/Soleran (Imam Hartono/Eclipse Stable), Maria Maya/Donald (Yusuf Andi Wiryadinata/KTS Stable), Fair Lady/F.Nayoan (Batara
Batuta/Kuda Jingkrak Stable), Predator II/H.Sumardi (Hj.Haryati/BHM Stable), Sapu Rata/Hesky P (Drs.H.Muhamad Ru’i T.Ms/Bintang Maddura Stable), Dara Bone/Karom (Huraera Nurhani/Cienggang Stable), Braga/R.Nugraha/Osmar Devara/Dago Stable), Malaikat/F.Turangan (Ir.Kristianto Setiabudi/Bagelen Stable), dan Ksatria Pikatan/Swingly S (Pikatan Stable).
Sebagian dari kontestan ‘Derby’ ini sudah saling bertemu di beberapa kejuaraan sebelumnya, termasuk pada ‘Hari Ibu’ ketika mereka masih sama-sama tampil di kelas calon derby jarak 1600 meter. ‘Djohar Manik’ memang tidak turun di ‘Hari Ibu’, namun kuda KP5 ini punya reputasi baik meskipun termasuk jarang dilombakan.
‘Predator II’ dan ‘Sapu Rata’ tampaknya akan menyita perhatian mengingat rekam-jejak keduanya sebelum ini. ‘Predator II’ merebut
gelar di kelompok-3 calon derby ‘Hari Ibu’, demikian juga dengan ‘Sapu Rata’ di kelompok-2, setelah sebelumnya menempati urutan ketiga pada ‘Sumpah Pemuda Cup’.
BLEZING GONZAGA & MELODY LANGENSARI
Di luar itu, tetap tersaji pertarungan menarik diantara kuda-kuda terbaik dari berbagai perkumpulan dan daerah itu. Seluruhnya ada 14
nomor atau kelas yang dilombakan.
Di kelas pemula C/d 600 meter dari sembilan kuda yang bertempur, ‘Navara’ tercatat kalau sebelumnya ikut berlomba di kejuaraan ‘Hari
Ibu’ itu meski hanya menduduki urutan ke-8 diantara sembilan peserta.
Di kelas pemula jarak 800 meter, ‘Queen Liz’ sangat mungkin diperhitungkan meski tujuh kompetitor lainnya bisa menjadi batu
sandungan. ‘Queen Liz’ menjadi ‘runner-up’ di kejuaraan ‘Hari Ibu’, dengan joki Stevi T. Di Tegalwaton ini ‘Queen Liz’ berganti joki, kini
dibesut joki Firmansyah.
Di kelas pemula A/B 1000 meter, bisa jadi ‘Sky Runner’ yang lebih dijagokan. Pasalnya, kuda milik Ismail M.Hasan dari Laskar Jatim
Stable ini begitu perkasa di kejuaraan ‘Hari Ibu’ dengan mencapai finis di urutan pertama di bawah kendali joki T.Firmansyah, walau
waktu itu dengan jarak tempuh 800 meter.
Persaingan ketat akan terjadi di kelas D-Sprint jarak 1000 meter, dengan ‘Melody Langensari’ dari Aragon sangat mungkin lebih
diperhitungkan. ‘Melody Langensari’ diturunkan juga saat ‘Hari Ibu’ namun di kelas yang lebih tinggi yakni kelas V handicap kelompok-2
dengan jarak tempuh 1200 meter.
Waktu itu, ‘Melody Langensari’ yang punya jam terbang tinggi, yakni 11 kali ikut perlombaan dengan tiga gelar dalam genggaman, justru
harus mengakui keunggulan pendatang baru ‘Blezing Gonzaga’ dari Pegasus yang hanya berbekal sekali ikut berlomba dan juara. ‘Melody’ yang ditunggangi joki D.Suhendar kalah tipis dari ‘Blezing’ yang dibesut joki Henrik Singal.
Terhindar dari pertarungan ulang dengan ‘Melody Langensari’, tantangan tidak ringan harus dihadapi ‘Blezing Gonzaga’ yang kini
turun di kelas C-Sprint 1100 meter, berarti 100 meter lebih pendek dari jarak tempuh saat sukses merebut gelar di ‘Hari Ibu’. Strategi
jitu dari joki Henrik Singal tampaknya akan sangat menentukan bisa tidaknya ‘Blezing’ mengulangi keberhasilannya.