EQINA Maju Terus, Penuhi Komitmen
Maju terus Penuhi komitmen Itulah kebulatan tekad sebuah pernyataan sikap dari para pemangku kepentingan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maju terus. Penuhi komitmen. Itulah kebulatan tekad, sebuah pernyataan sikap dari para pemangku kepentingan dan pelaku olahraga berkuda ketangkasan yang berhimpun dalam Equestrian Indonesia atau EQINA.
'Stakeholder' berkuda ketangkasan yang tergabung dalam EQINA menyemai persatuan sekaligus meningkatkan kebersamaan mereka dalam menyikapi situasi yang berkembang.
"Ini pertemuan silaturahmi sekaligus penyamaan visi," jelas Ketua Umum EQINA Jose Rizal Partokusumo, perihal acara Sabtu (15/2/2014) malam yang dihadiri perwakilan dari klub anggota EQINA tersebut.
Pertemuan yang diadakan di sebuah rumah makan di kawasan Cibubur itu melibatkan hampir seluruh elemen dari olahraga berkuda ketangkasan yang diwadahi oleh EQINA, baik pemilik klub, pembina, pelatih, dan tentunya atlet.
Hadir antara lain, Mohammad Chaidir Saddak, pemilik klub Aragon Horse Racing & Equestrian Sports, Lembang, yang juga ketua umum PP Pordasi. Alexander Benyamin, pembina EQINA yang juga pemilik klub Santa Monica, Bogor, Wakil Sekum PP Pordasi Wijaya Noeradi, Kabid Binpres EQINA Bibit Sucipto yang juga penanggung-jawab pembinaan Pegasus Stable, Wakil Sekjen EQINA Dewi Anggraeni, Wakil Bendahara Shanti Sadino, perwakilan Anantya Riding Club (ARC) Gunung Putri, Rahmat Natsir dan Jeffry Mardi, pelatih senior James Momongan dari Bandung Equestrian Center (BEC), Lembang, beberapa atlet senior seperti Ferry Sudarmadi, Albert Pelealu, Teddy Bosse, Jolfie Momongan, Joko Susilo, dan beberapa 'rider' andalan lainnya.
"Kami harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi belakangan ini, agar mereka tidak bingung lagi," ungkap Jose Rizal Partokusumo, yang juga pemilik JN Stud & Stable, Sentul.
Penjelasan dilakukan bergantian oleh Jose Rizal, Mohammad Chaidir Saddak, dan juga Bibit Sucipto, khususnya terkait langkah-langkah yang akan dilakukan kedepannya.
Meteri utama pertemuan terutama terkait batalnya rencana kerjasama antara EQINA dan Equestrian Federation of Indonesia (EFI) mengenai gelaran kalender kegiatan bersama untuk 2014, juga beberapa kesepakatan lain yang sebelumnya sudah dicapai secara pribadi dengan Sekjen EFI Triwatty Marciano.
Kronologis dari adanya kesepakatan untuk kegiatan bersama dan kesepakatan-kesepakatan lain itu disampaikan secara terbuka.
Rencana kegiatan bersama antara EQINA dan EFI, menurut keterangan Jose Rizal, sudah cukup lama diupayakan. Dari komunikasi yang dilakukan secara intens dengan Triwatty Marciano, pemilik Adrian Pratama Mulya (APM) Stable yang juga Sekjen EFI, serta perhatian dan dukungan dari penasehat EFI Rafiq Hakim Radinal, upaya kerjasama tersebut hampir dapat dikatakan berhasil.
Dukungan juga diberikan oleh Ketua Satlak Prima, Suwarno, sebagaimana tercermin dari pertemuan pada 29 Januari lalu yang antara lain dihadiri oleh Jose Rizal, Triwatty Marciano, Rafiq Hakim Radinal, dan Ruminta, dari bidang media EFI.
"Setelah pertemuan itu saya kemudian menyampaikan surat kepada Sekjen EFI Triwatty Marciano terkait nominasi atlet-atlet EQINA untuk diikutkan dalam pelatnas pembentukan tim inti berkuda ke Asian Games 2014 dan SEA Games 2015," papar Jose Rizal Partokusumo.
Surat memang disampaikan ke EFI karena EFI adalah 'NF' equestrian.
Pada kesempatan itu EQINA juga menyampaikan keikutsertaan dua atletnya untuk sebuah kejuaraan equestrian di Singapura, yakni Brayen Brata-coolen dan Marco Momuat. Namun, Jose mengakui bahwa memang sangat tidak terduga dan mengejutkan jika kemudian kesemua rencana itu dimentahkan oleh adanya surat dari ketua umum EFI, Irvan Gading, yang dikirim 10 Februari.
Menurut Jose Rizal, upaya pengadaan kalender kegiatan bersama dan kesepakatan lain yang dicapai dengan Sekjen EFI Triwatty Marciano tampaknya tidak disukai oleh pengurus EFI lainnya. Ini sudah terlihat dari adanya 'upaya penangkalan' yang dilakukan oleh pengurus EFI dengan mendatangi pimpinan KONI DKI Jaya pada 3 Februari.
Diterima oleh Wakil Ketua Umum II KONI DKI Jaya Icuk Sugiarto, pengurus EFI tersebut memberikan penekanan bahwa EFI adalah satu-satunya organisasi equestrian di Indonesia yang berhak mengelola kegiatan equestrian di tanah air, dan dalam keikutsertaan di kejuaraan internasional.
Ironisnya, pengurus EFI yang tidak menyukai upaya-upaya untuk kebaikan bersama equestrian tersebut justru diindikasikan bukan pemilik kuda apalagi klub.
"Dia seperti bisa bersikap nothing to lose karena tidak punya kuda atau klub," tegas Jose Rizal. (tb)