Posisi Subhan Aksa Turun Dua Tingkat Karena Salah Ban
Kondisi cuaca dan lintasan yang berubah-ubah menjadi pelajaran sangat penting buat Subhan Aksa
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, LISBON - Kondisi cuaca dan lintasan yang berubah-ubah menjadi pelajaran sangat penting buat Subhan Aksa di seri keempat kejuaraan dunia FIA World Rally Championship di Portugal.
Mengawali leg ketiga pada Sabtu (5/4), satu-satunya pereli wakil Asean itu kembali menemui kendala hanya karena salah memprediksi cuaca dan salah pula menentukan ban.
Hal ini merupakan kedua kalinya dialami Ubang di Portugal. Akibatnya, sampai SS ke-9 pada Sabtu (5/4) malam WIB, posisiya di overall turun ke peringkat 12. Padahal, dalam tiga SS sebelumnya ia sudah kembali ke posisi 10 Besar seperti posisi awal.
“Beginilah seni dan serunya reli mobil. Banyak faktor saling berkaitan dan berjalan dalam waktu bersamaan. Set up mesin dan suspensi sudah sangat nyaman, sayangnya kami lagi-lagi salah menentukan ban,” tutur Ubang sembari tersenyum tipis.
Mengawali perlombaan hari ini di SS8 dan 9, Ubang dan navigator Nicola Arena memilih ban keras (hard tyre). Ternyata, lebih cocok sesungguhnya yang berkompon lunak (soft tyre). Akibatnya, Fiesta RRC yang digeber Ubang kehilangan grip di sebagian lintasan yang berada di areal perbukitan.
Di kedua SS itu ia finish urutan 16 dan 15. Itu posisi finish terburuk yang dialami Ubang di Portugal.
Ganasnya Rally Portugal kembali menjatuhkan korban pada hari ketiga. Kontestan WRC Oleg Tanak (M-Sport World Rally Team) mengalami kecelakaan fatal. Mobilnya melintang di tengah lintasan sehingga menghalangi peserta lain.
Lokasi kecelakaan itu berdekatan dengan peristiwa 2009 yang menjadi salah satu drama sejarah Rally Portugal, kala Jari-Matti Latvala terguling-guing sebanyak 17 kali. Rute SS10 ini pun dibatalkan penyelenggara. Ini kali kedua pembatalan setelah sebelumnya terjadi di SS4 akibat kecelakaan yang menimpa Robert Kubica.
“Kondisi trek benar-benar berbeda dari tahun lalu. Sekarang kita benar-benar tak punya kepastian soal kondisi lintasan, di mana basah dan yang kering. Kondisi yang berbeda itu tentu sangat menyulitkan untuk pemilihan ban. Bukan hanya kami, para pereli tim pabrikan pun umumnya mengalami hal sama dan punya kecepatan yang lebih lambat dari musim lalu padahal mereka sudah punya teknologi canggih untuk memprediksi segala sesuatunya,” papar Ubang.
Hingga Minggu (6/4) dinihari WIB ini, Ubang masih wajib melakoni tiga SS yakni, 11, 12, dan 13. Hasil di sini sangat penting untuk mengarungi 3 SS terakhir pada hari penutup yang berlangsung Minggu pagi waktu Portugal.
“Kesempatan selalu ada untuk kembali ke zona 10 Besar, itu adalah perjuangan realistis sampai SS terakhir,” tegas juara Indonesia itu dengan nada tetap optimistis.