Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Raymen Kaunang Juara di Kelas Acronis Indonesia Grand Prix 2014

Rider Pegasus Stable, Raymen Kaunang menobatkan dirinya sebagai pemenang kelas paling bergengsi

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Raymen Kaunang Juara di Kelas Acronis Indonesia Grand Prix 2014
ist
Raymen Kaunang 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raymen Kaunang, Rider Pegasus Stable menobatkan dirinya sebagai pemenang kelas paling bergengsi Acronis Indonesia Grand Prix 2014 yang digelar di Arthayasa Stables, Cinere, Minggu, 18 Mei 2014. Ketatnya persaingan tiga rider yang bertarung memaksa lomba harus melalui babak jump off.

Pada kelas 135cm-145cm ini, tiga dari 11 rider mencatat angka sempurna tanpa kesalahan. Selain Raymen, rider APM Equestrian, Adi Katompo yang menunggang kuda APM Nastello dan rider Aragon Stables, Brayen Brata Coolen dengan kuda Grace 292 juga mampu melewati semua rintangan yang ada.

Di babak jump off, Adi dan Raymen kembali mampu menghindari penalti. Sedangkan Brayen mencatat 4 angka kesalahan dan harus puas di tempat ketiga.

Raymen yang menunggangi kuda Consquistador akhirnya tampil sebagai juara setelah unggul waktu atas Adi. Raymen mencatat 47,07 detik dan Adi berada di tempat kedua dengan catatan waktu 47,67 detik.

"Saya tadi sempat deg-degan, tapi kuda saya luar biasa. Dia menolong dengan lompatan yang bagus. Saya beruntung di lompatan terakhir setelah sempat salah arah. Saya percaya pada kuda saya, saya tahu karakternya. Dia sangat menolong sekali," ungkap Raymen usai penyerahan medali.

Mantan pelatih Tim Berkuda Indonesia di SEA Games 2011, Pieter-Jan Berkers, menilai Raymen tampil cukup baik hari ini.

"Dia (Raymen) tampil bagus hari ini," kata Jan Berkers usai lomba.

Berita Rekomendasi

Menurut Jan Berkers, Indonesia sebenarnya memiliki banyak talenta berbakat untuk cabang olahraga berkuda. Namun minimnya kompetisi di tanah air membuat bibit-bibit rider tersebut sulit berkembang.

"Saya pikir, gagasan mengirim rider ke Eropa sangat bagus, Mereka bisa dapat pengalaman. Di Indonesia banyak talenta bagus, yang perlu dilakukan untuk memajukannya adalah mengirim rider ke Eropa karena di sini kompetisi kurang. Di Eropa satu pekan ada dua kompetisi," paparnya.

Indonesia Grand Prix telah digelar sejak 2009 lalu. Untuk mendapat pengakuan internasional, course designer tekemuka, Olaf Petersen, diundang membangun rintangan yang menantang. Pria asal Jerman ini pernah bertugas di Olimpiade 1988 di Seoul dan Olimpiade Athena 2004.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas