Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Atlet Taekwondo Indonesia Asah Taji di Korea

Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) serius mempersiapkan atletnya untuk berlaga di ajang Asian Games 2014 di Incheon

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Atlet Taekwondo Indonesia Asah Taji di Korea
galleryhip.com
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) serius mempersiapkan atletnya untuk berlaga di ajang Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, pada 19 September hingga 4 Oktober 2014 mendatang.

Keseriusan ini diwujudkan dengan menggelar training camp bagi atlet andalan di negara ginseng itu selama tiga bulan sejak awal Juli lalu. Demikian dijelaskan oleh Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBTI, Zulkifli Tanjung (11/9).

“Fokus utama kami dalam pemusatan latihan di Korsel ini adalah meningkatkan kemampuan strategi, teknik, mental, dan pengalaman atlet agar mereka percaya diri siap bertarung di laga Asian Games 2014 mendatang. Untuk itu secara maraton mereka menjalani latih tanding dengan beberapa tim profesional Korsel. Dan hasilnya cukup memuaskan. Mereka menunjukan peningkatan kemampuan secara signifikan,” papar Zulkifli.

Tim profesional Korsel ini rata-rata merupakan atlet lulusan Universitas yang dikontrak oleh institusi tertentu, baik pemerintah maupun perusahaan swasta untuk bertanding.

Tim taekwondo yang akan turun berlaga di ajang pesta olah raga Asia itu adalah Ong Stevanus yang akan bertanding di kelas 58 kilogram (kg), Aggie Septian (54 kg), Aghniny Haque (46 kg), dan Mariska (57 kg). Sementara dua atlet muda juga disiapkan untuk ajang lainnya, yaitu Reinaldi (54 kg) dan Argya Virangga (58 kg).

Dengan didampingi pelatih Korsel Kim Jae Bong Tim Indonesia ini berpindah kota setiap dua atau tiga pekan, agar dapat menghadapi tim profesional yang berbeda. Kota ke empat yang dikunjungi oleh tim nasional ini adalah Goseong, kota kelahiran Kim yang memiliki tim profesional yang cukup mumpuni.

Dijelaskan Zulkifli, kota kecil berudara sejuk berada di lembah pegunungan ini sangat cocok sebagai tempat pelatihan. Di samping memiliki tim profesional yang tangguh, kota ini jauh dari hiruk pikuk suasana metropolitan. Bahkan terkesan hampir mirip dengan wilayah pedesaan di Indonesia yang dikelilingi oleh persawahan. Di Goseong, ke enam atlet nasional berlatih di dojang terbesar di kota itu.

BERITA REKOMENDASI

“Kehadiran tim kita di Goseong disambut secara antusias oleh pemerintah kota dan warga di sana. Pemkot Goseong sampai mengubah satu hotel untuk dijadikan asrama tim Indonesia. Keberadaan kita di sana juga mendapat liputan yang cukup intens dari media lokal,” paparnya.

Selain itu, Zulkifli juga sangat mengapresiasi peran aktif Bank BRI yang secara serius terus mendukung pembinaan atlet taekwondo nasional. "PBTI beruntung mendapatkan dukungan dana dari BRI sehingga dapat berlatih di Korsel karena dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga sering terlambat," kata Zulkifli.

Hal senada dinyatakan oleh Komandan Pelatnas PBTI, Airlangga. Training camp dengan menitikberatkan pada latih tanding dengan atlet profesional Korsel ini merupakan langkah yang tepat. Mengingat, Korsel sangat perkasa di Asia dalam olah raga taekwondo.

“Untuk mengembangkan kemampuan atlet nasional, jangan tanggung-tanggung kita harus belajar bertarung dengan raksasa dalam olah raga ini. Pelatnas di Korsel ini menyodorkan mitra latih tanding yang bervariasi. Bahkan, Pelatnas tiga bulan di Korsel ini masih terasa kurang dibandingkan dengan beberapa negara lain yang sudah setahun di sini,” ujarnya (11/9).

Airlangga menjelaskan, kemampuan atlet meningkat pesat karena pola latihan semacam itu. Dalam sejumlah laga uji coba, mereka bermain bagus, lepas dan bisa sangat fokus. Menurutnya, para atlet sudah sangat siap, yang dinilai berkembang dalam kecepatan, teknik, dan strategi secara pesat.


“Perkembangan pesat atlet tidak terlepas dari pola intensif yang diterapkan secara ketat oleh pelatih. Jadwal mereka sangat padat. Setiap hari diisi oleh beberapa sesi latih tanding dengan para atlet profesional yang berbeda, sehingga mereka selalu dihadapkan dengan berbagai macam karakter dan strategi lawan yang berbeda,” jelasnya.

Peningkatan kemampuan ini diakui oleh Mariska. Walaupun berat harus berpisah lama dengan keluarga dan teman, ia dengan tekun terus menjalani program training camp ini. Secara teknik, kemampuan tim nasional sama dengan atlet lain. Dalam kondisi demikian, faktor mental, kecepatan dan taktik akan menentukan hasil laga.

“Saat ini saya sangat siap dan tidak takut menghadapi lawan tangguh dari Korsel dan Timur Tengah. Kami akan terus mempersiapkan diri agar meraih hasil maksimal. Saya berharap bisa memberikan prestasi terbaik bagi bangsa dan negara. Semoga saya bisa merebut emas bagi Indonesia,” urainya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas