Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Strategi Apik Dua Aero Aswar dan Aqsa Aswar Berbuah Gelar Juara Dunia Serta Posisi 6 Besar

Dua bersaudara Aero Aswar dan Aqsa Aswar memainkan strategi apik dan mengesankan di balapan (moto) terakhir kelas Pro Runabout Stock.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Strategi Apik Dua Aero Aswar dan Aqsa Aswar Berbuah Gelar Juara Dunia Serta Posisi 6 Besar
IST
Dua bersaudara Aero Aswar dan Aqsa Aswar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, ARIZONA - Perjuangan panjang Indonesia di kejuaraan dunia jetski 2014 mencapai target di hari terakhir World Final di Arizona, AS, Minggu (12/10) atau Senin (13/10/2014) dinihari WIB.

Dua bersaudara Aero Aswar dan Aqsa Aswar memainkan strategi apik dan mengesankan di balapan (moto) terakhir kelas Pro Runabout Stock. Keduanya pun mendominasi jalannya Moto2 dan finish 1-2. Aqsa nomor satu, sang abang di nomor 2.

Komposisi itu memang sudah direncanakan dua bersaudara itu untuk memaksimalkan hasil masing-masing. Karena itu keduanya pun terbilang sangat santai menjelang balapan. Tak banyak persiapan khusus selain persiapan perlengkapan dan rutinitas mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya lewat gadget masing-masing. Itu tradisi mereka setiap kali tanding di level internasional.  

Di lokasi start, Aero mengambil posisi di sisi luar sementara Aqsa sisi dalam. Keduanya melakukan prosesi awal yang sempurna (hole shot) dan langsung membentuk posisi ideal sesaat melewati garis start. Aqsa (17 tahun) melaju terdepan, dikawal abangnya yang lebih tua 2 tahun.

Sepuluh lap dilewati tanpa sedikit pun terancam pembalap lain. Dua unit jetski milik Tim BNI Jetski Indonesia itu memang sangat kencang karena mendapat sokongan teknologi terbaru dari pabrikan Yamaha. Keduanya sangat dominan di antara 16 starter yang lolos dari sesi kualifikasi.

Ketegangan baru terjadi saat keduanya harus menyalip para backmarkers (pembalap di bagian belakang) untuk di –over lap. Ada sedikit rintangan karena tak banyak lokasi yang leluasa untuk menyalip.

Berita Rekomendasi

Pada momen itu, Eric Francis (AS) pun sudah mendekati posisi Aero. Padahal, salah satu tujuan strategi membiarkan Aqsa di depan adalah mencegah Francis ke garis depan. Francis adalah rival utama Aero saat menjuarai Moto1.

Yang paling penting dijaga adalah jangan sampai Francis menjuarai Moto2 agar gelar juara dunia jatuh pada Aero. Karena itu posisi Aqsa di depan, Aero kedua dan Francis ketiga wajib dipertahankan hingga garis finish.

Untungnya, situasi itu tak terlalu lama. Para pejetski dunia di kancah ini sangat sportif, paham dan patuh peraturan dengan membuka jalan untuk di – over lap. Begitu dapat jalan, anak-anak Indonesia itu kembali gaspol meninggalkan lawan.

“Tujuan utama memang untuk mengantisipasi Francis. Tujuan lain adalah mendongkrak posisi Aqsa karena ia bermasalah di Moto1. Aero tak mesti juara di Moto2 untuk pastikan gelar dunia, yang penting mencapai finish di depan Francis. Alhamdulillah, strategi itu bisa dijalankan dengan baik. Ini berkah luarbiasa buat tim dan negara. Sudah bertahun-tahun Indonesia diperhitungkan dalam kompetisi internasional, namun baru kali ini secara resmi menjadi juara dunia,” ujar Fully Aswar yang manajer tim, pelatih, dan sekaligus ayah Aero dan Aqsa.

Sejak tahun lalu, Aero dan Aqsa memang memancang target juara dunia setelah masing-masing menghuni peringkat 3 dan 8 dunia. Target itu makin dikejar setelah keduanya menjadi juara umum di tiga kelas seri balap US National Tour 2014.

“Ini yang gua tunggu-tunggu. Indonesiaaaa!” teriak Aero sembari lompat dan kepalkan tangan dari jetskinya di garis finish.

Seketika itu juga ia dikerubungi para jurnalis berikut para petinggi Yamaha AS dan Jepang yang datang secara khusus. Semuanya antusias memberi selamat. Maklum, Aero dan Aqsa adalah pembalap tim pabrikan yang prestasinya di World Final ini sangat penting buat Yamaha untuk berkompetisi di pasar komersial.

Aqsa sendiri mengaku bangga dengan prestasi abangnya sebagai juara dunia. Itu akan membuat Indonesia lebih dihormati dan disegani di kancah jetski internasional.

“Tapi, aku masih menyesal dengan kejadian di Moto1. Kalau tidak, mungkin beda ceritanya. Aku dan abang mungkin bisa sempurna 1-2 overall dan menjadi rekor tersendiri. Tahun depan giliran gua juara dunia,” tekad Aqsa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas