Eddy Saddak: Aragon tak turun dengan Kekuatan Penuh
Dikenal sebagai salah satu arena pacuan yang sulit ditaklukkan Pulo Mas tak jarang juga menjadi kuburan bagi kuda-kuda tangguh
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Kejuaraan Pacuan Kuda AE Kawilarang Memorial, yang digelar Minggu (8/2) ini, adalah 'event' pertama dari rangkaian seri nasional yang dilangsungkan di Pulo Mas, Jakarta Timur.
Dikenal sebagai salah satu arena pacuan yang sulit ditaklukkan, Pulo Mas tak jarang juga menjadi 'kuburan' bagi kuda-kuda tangguh, khususnya jika mereka sedang 'out of the mood'.
Tak mengherankan jika banyak kuda-kuda handal dari berbagai daerah yang 'dikandangkan' di kompleks arena pacuan kuda Pulo Mas ini.
Sebagian besar dari kuda-kuda itu bahkan hanya dikonsentrasikan menghadapi seri kejuaraan nasional, termasuk pacuan AE Kawilarang ini.
Mayoritas kuda asal Jatim yang akan dikompetisikan di AE Kawilarang Memorial disebut-sebut sebagai kandidat pemenang di beberapa nomor/kelas.
Tak terkecuali di kelas-kelas bergengsi, seperti Derby dan Kelas Terbuka.
Ketua Umum PP Pordasi yang juga pembina sekaligus pemilik Aragon Horse Racing, Mohammad Chaidir Saddak, juga mengisyaratkan hal itu. Aragon memang menurunkan beberapa andalannya di pacuan ini, namun harus diakui tidak 'full-team'.
"Kalau Perkasa di kls Derby cukup berpeluang, namun P. Bintang Timur, Super Star, Eling Prigel. Toolas dan Cipan Nagari jg punya peluang," kata Mohammad Chaidir Saddak, atau Eddy Saddak, terkait persaingan di kelas Derby.
Menurut Eddy Saddak, kontingen Jatim bagaimanapun harus diperhitungkan sebagai kekuatan yg tidak mudah utk dikalahkan," jelasnya.
Ditambahkannya, Aragon agak terkendala utk menjadi Juara Umum karena turun tidak dengan kekuatan penuh.
"Ada kuda2 yang msh blm siap betul setelah ikut di Kejurnas di Tompasso dan jg Jateng Derby," tegas Eddy Saddak. tb