Nadia Marciano Merasa Makin Kompak dengan APM Serafina
Nadia Marciano merasa sudah semakin memahami karakter APM Serafina, kuda yang ditungganginya setahun terakhir ini
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Nadia Marciano merasa sudah semakin memahami karakter APM Serafina, kuda yang ditungganginya setahun terakhir ini.
Kebersamaan dan kekompakan itu pula yang membuat pasangan itu berhasil mengatasi seluruh rintangan di show-jumping kelas 115-120 cm-pada 'Jabar Open' akhir pekan lalu di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud)TNI-AD, Parongpong, Lembang.
Catatan waktu yang dibuat Nadia/APM Serafina, yakni 62.30 dt dengan 'clean-sheet' atau 'clear-round' sempat menjadi yang terbaik sebelum diungguli pasangan lainnya. Dari sekitar 30 riders yang tampil, termasuk dua rekannya di APM Equestrian Center, Adi Katompo dan Jendri Palendeng yang masing-masing tampil dua kali, Nadia/APM Serafina akhirnya menjadi 'runner-up' untuk kategori open (terbuka) kelas 115-120 cm jumping itu.
Posisi '3 besar' kategori open itu dikuasai riders APM Equestrian Centre. Nadia/APM Serafina di posisi kedua setelah duet Jendri Palendeng/APM Widecky (58.48 dt), dan di atas Manfred Schildt/APM Cossimo (62.54 dt).
"APM turun dengan delapan riders dan 10 kuda," papar Nadia. Riders APM Equestrian Centre lainnya adalah Adi Katompo, Jendri Palendeng, Asep Lesmana, Manfred Schildt, Markel Lumentah, Sulbi Azmi, dan Raka Armykav, yang turun dengan bendera SMA APM Boarding School.
Secara keseluruhan, penampilan ke-8 riders APM Equestrian Centre dengan belasan entries yang mereka ikuti tidak mengecewakan. Kombinasi atau duet riders dan kuda-kuda mereka selalu diperhitungkan peserta lainnya.
Duet Markel Lumentah/APM Nikita memenangi persaingan kelas 70-90 cm dan young horse 90-100 cm. Markel juga menjadi salah satu andalan tim PON Jateng.
Kombinasi Manfred (Menne) Schildt/APM Cossimo, juara tiga di kelas 115-120 cm, dan kelas 125 cm ; Adi Katompo/APM Nastello, menjuarai kelas 125 cm open, dan runner-up kelas 130-145 cm; Jendry Palendeng/APM Wadecky merebut gelar di kelas 115-120 cm open; Asep Lesmana/APM Ebony, juara pertama di elementry; Sulbi Azmi/APM Alegro, juara ketiga di kelas 50-70 cm, serta Raka Armykav/APM Nikita jadi juara pertama di kelas 30-50 cm, dan runner-up di kelas 60-80 cm.
"Saya sendiri baru kali ini turun lagi setelah di turnamen Cinta Indonesia Open Oktober 2014 lalu, tapi waktu itu saya masih belum berani lompat-lompat, sebab baru melahirkan anak kedua," kenang Nadia, 31 tahun.
Di Parongpong, ia bisa lebih tampil lebih lepas, lebih enjoy dan percaya diri.
"Mungkin karena kami sudah lebih menyatu. Saya juga dapat masukan-masukan bagus dari coaching-clinic Januari lalu," papar Nadia.
Disamping itu, setiap tampil di Parongpong, Nadia juga merasa seperti 'de javu'.
"Saya happy kalau tampil di Parongpong. Ini seperti rumah saya sendiri, mungkin karena masa kecil saya di sini, ikut klub Balaturangga. Umur saya masih 6-7 tahun waktu bapak jadi wakil komandan di Denkavkud ini," cerita Nadia.
"Teman-teman juga senang kalau tampil di Parongpong, sebab seperti liburan saja. Kami dulu sering main di sini, termasuk teman-teman yang di pelatnas itu. Saya sih nggak mikirin politiknya, toh semuanya teman," kata Nadia.
Selain turun di 115-120 cm, Nadia juga tampil di kelas 125 cm. Akan tetapi, ia terjatuh setelah kudanya melakukan penalakan. Bukan hanya ia yang naas. Duet Jendri Palendeng/APM Zadira. Pingkan Motira/Veron, juga terjatuh dan tereliminasi.
"Hari Minggu itu lapangan memang masih becek, karena hujan sesekali turun. Adi Katompo juga terjatuh di kelas 110 cm," urai Nadia, yang 'scratch' atau tak jadi turun di 119 cm. tb