Piala Tiga Mahkota Seri II, awas Antisipasi Doping
Undian dan proses pengukuran tinggi dari kuda-kuda peserta Minang Derby/Piala Tiga Mahkota seri-2
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Undian dan proses pengukuran tinggi dari kuda-kuda peserta Minang Derby/Piala Tiga Mahkota seri-2 sudah dilaksanakan Selasa (28/4) sore di komplesk pacuan kuda Pulomas.
Sebanyak 128 kuda akan berpartisipasi pada event pacuan bergengsi yang digelar Minggu (3/5) mulai 10.00 WIB itu.
Proses undian dan pengukuran tinggi kuda-kuda ini dipimpin oleh H.Aidil Azwar (wakil ketua komisi pacuan PP Pordasi).
Drs. H.Azmi Syahbudin (ketua Pengprov Pordasi Sumbar), dan Recky Towo (steward). Minang Derby/Piala Tiga Mahkota seri-2 bersifat kelompok umnur dan ketinggian.
Wakil Sekretaris Komisi Pacuan PP Pordasi Noviardi Sikumbang mengurai beberapa hal penting dari proses undian dan pengukuran tinggi kuda-kuda itu.
"Suasana drawing cukup hangat. Ini karena banyaknya peserta, sementara jumlah kandang tidak memadai," papar Noviardi.
Ia menjabarkan beberapa catatan penting lainnya. Ketua Pengprov Pordasi DKI Jaya Alex Asmasoebrata, yang turut hadir di acara ini, memaparkan bahwa dulu PT. Pulomas selaku pengelola sarana berjanji akan membangun 300 sampai 360 kandang.
Namun, kenyataannya sekarang yang tersedia hanya 200 kandang. Di sisi lain, kuda-kuda non pacu juga ikut stay disini.
Makanya, saat pacuan besar seperti Minang Derby ini akan dilaksanakan, kandang yang tersisa tidak mencukupi untuk memuat kuda-kuda yang datang dari berbagai daerah.
Hal ini sudah dilaporkan Alex Asmasoebrata kepada Gubernur DKI Jaya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Catatan lainnya, kondisi Track Pacu cukup memprihatinkan, karena pasir track mulai menipis dan hal ini cukup riskan buat kaki kuda dan keselamatan para Joki.
"Diingatkan agar para pelatih untuk tidak main-main dengan doping, karena pacuan ini sudah masuk babak Pra PON. Selain atlit/joki, maka kuda-kuda juga ikut pemeriksaan doping. Kalau karena sesuatu kuda memerlukan treatment, maka obat-obatan yang digunakan harus dilaporkan ke dokter hewan atau veteriner. jangan sampai masuk kategori doping," terang Noviardi. tb