Tetap Tes Doping tapi Hasil Perlombaan tak Terpengaruh
Tes doping sudah pasti akan diberlakukan pada kejuaraan pacuan kuda
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Ketua Komisi Pacuan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi), Ir.H.M.Munawir, menyatakan, tes doping sudah pasti akan diberlakukan pada kejuaraan pacuan kuda.
Namun, kebijakan tersebut tidak otomatis langsung diberlakukan pada Jakarta Derby, yang digelar Minggu (7/6) ini di arena pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur.
"Pada saatnya kita memang harus dan akan mengikuti apa yang sudah menjadi aturan global atau universal. Tetapi tentunya tidak bisa dilakukan seketika. Harus bertahap. Pasti ada prosesnya," ungkap Ir.H.M.Munawir, Sabtu (6/6) malam.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pacuan Jakarta Derby yang diselenggarakan oleh Pengprov Pordasi DKI Jaya sudah akan memberlakukan tes anti-doping untuk seluruh pesertanya.
Dari keterangan yang disampaikan Ketua Pengprov Pordasi DKI Jaya Alex Asmasoebrata beberapa hari lalu, tes anti-doping tersebut akan diberlakukan secara acak, akan tetapi khususnya untuk kuda-kuda pemenang dari setiap kelas. Ada 19 kelas yang dilombakan di Jakarta Derby ini.
Namun, 'terobosan' Alex Asmasoebrata ini mendapat 'perlawanan' dari hampir seluruh peserta, sejatinya pemilik kuda, pelatih, dan joki yang berasal dari luar Pengprov Pordasi DKI Jaya.
Meski menurut mereka kebijakan anti-doping tersebut sangat baik, akan tetapi kebijakan tersebut tidak bisa langsung diberlakukan tanpa sosialisasi sejak jauh-jauh hari.
Pasalnya, sebagian besar dari kuda yang ditampilkan di Jakarta Derby bisa saja masih terkontaminasi atau mengidap kandungan zat perangsang/doping dari obat-obatan/vitamin yang sempat diberikan pada kuda-kuda tersebut pada penampilannya di event terdahulu.
Oleh karena itu, jika tes anti-doping dengan segala sanksinya itu tetap diberlakukan, mayoritas peserta akan mengundurkan diri.
"Intinya, harus ada sosialisasi lebih dulu," ujar Munawr, yang juga Ketua Pengprov Pordasi Jateng itu.
Munawir dan Ketua Umum PP Pordasi H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA, mencermati dinamika yang terjadi terkait dengan rencana pemberlakuan tes anti-doping pada Jakarta Derby ini.
Mereka mendengarkan keluhan dan keberatan dari para peserta, walau mereka juga memahami bahwa adanya tujuan mulia dari pemberlakuan tes doping tersebut.
Dari dialog intensif yang dilakukan baik dengan peserta maupun dengan jajaran panitia pelaksana, akhirnya tersimpulkan sebuah 'win-win solution'.
Yakni, tes doping tetap diberlakukan, akan tetapi hasilnya juga tetap tidak mempengaruhi hasil perlombaan. tb