Terus Lakukan Kampanye dan sosialisasi Anti Doping
Hampir seluruh stakeholders terkemuka kuda pacu hadir di gelanggang pacuan kuda Pulomas
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Hampir seluruh stakeholders terkemuka kuda pacu hadir di gelanggang pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur, Minggu (7/6). Mereka adalah para pemilik stable/klub, sekaligus pemilik kuda. Mereka antusias menyaksikan gelaran Jakarta Derby, event milik Pengprov Pordasi DKI Jaya.
Bagaimanapun, gelaran Jakarta Derby 2015 ini menumbuhkan dinamika tersendiri. Keharusan diberlakukannya tes doping pada setiap kuda peserta menimbulkan perlawanan pada mayoritas pemilik kuda.
Juga, kebijakan untuk memotong hingga 50 persen hadiah uang bagi kuda pemenang yang nantinya terbukti doping.
Kebijakan tersebut masih sulit diterima mengingat pemeriksaan tes doping itu sendiri masih dijadikan sebagai proses pembelajaran. Artinya, jika memang hanya berupa 'trial test', tak perlu dilakukan pemotongan hadiah uang sampai 50% untuk kuda juara.
"Kesannya, panitia hanya mencari tambahan keuntungan saja. Padahal biaya penyelenggaraan event ini khan dari dana APBD, karena memperebutkan Piala Gubernur DKI Jakarta. Dana yang diperoleh dari sponsor juga tidak sedikit," kata seorang pemilik klub.
Perbincangan menarik terkait tes doping ini juga terjadi diantara Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak, Ketua Komisi Pacuan PP Pordasi H.M.Munawir, serta pemilik Eclipse Stable Ir.Iman Hartono dan pemilik Ra3Ya Stable Pasuruan, Ismail Hasan Marzuki, yang juga Ketua DPRD Kota Pasuruan, Jatim.
"Tak ada yang tidak setuju kalau pacuan memang harus bersih dari doping. Itu juga sudah menjadi keinginan PP Pordasi. Tetapi, tetap tak bisa diberlakukan seperti ini. Harus ada kampanye dan sosialisasi yang cukup panjang. Pastinya, masalah ini akan kita tuntaskan di Munas pada Oktober nanti di Salatiga," papar Mohammad Chaidir Saddak.
"Ya, harusnya memang seperti itu. Saya yakin, kuda-kuda kita akan lebih baik jika tidak diberikan zat-zat yang mengandung doping itu," kata Iman Hartono, yang beberapa kudanya juga ikut diperlombakan di pacuan regional, termasuk Malaysia.
Bersamaan dengan Jakarta Derby, salah satu kuda milik Iman Hartono yang dilatih di luar negeri ikut berkompetisi di pacuan Malaysia, yakni Liberty Eclipse.
"Liberty ini baru berusia 3 tahun dan masih kurang pengalamannya. Lawan-lawannya jauh lebih senior dan sudah sering berlomba," papar Iman Hartono.
Perlombaan di luar negeri diharamkan dari penggunaan obat-obatan atau vitamin yang mengandung doping, apalagi masuk kategori anabolyc steroids. tb