Santamonica Makin Eksis
Santamonica Stable boleh jadi sangat cermat dalam memperhitungkan keikutsertaan rider dan kuda-kudanya
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. SUKABUMI - Santamonica Stable boleh jadi sangat cermat dalam memperhitungkan keikutsertaan rider dan kuda-kudanya di berbagai ajang persaingan berkuda ketangkasan.
Walau demikian secara umum Santamonica semakin eksis.
Ini tentunya tak terlepas dari pencapaian atau sukses seorang Alexander Benyamin.
Terkait dengan jarangnya Santamonica mengirim atlet dan kuda-kudanya di event equestrian, apakah hal itu karena mereka masih terkena imbas dualisme pembinaan equestian?
Alexander Benyamin, pendiri sekaligus pemiliknya, tidak secara langsung mengiyakannya.
Walau demikian, ia mengakui bahwa dualisme dalam pengelolaan equestrian yang terus berlarut-larut pastinya sangat memukul mayoritas 'stakeholders' berkuda ketangkasan tersebut.
"Situasinya memang sangat ironis. EFI yang sudah kehilangan legalitas justru masih diakui oleh otoritas olahraga nasional, sementara yang mayoritas justru dikesampingkan," kata Alexander Benyamin.
Menurut Alex Benyamin, jika Santamonica juga tidak lagi sering mengikutsertakan atletnya di berbagai ajang kompetisi, itu karena ia juga tengah berkonsentrasi pada kegiatan yang lain.
Misalnya, mengembangkan bisnisnya.
Disamping itu, dua 'rider' andalan Santamonica yang tak lain adalah putri-putrinya sendiri, masih fokus menjalani kuliahnya di Amerika.
Biasanya juga Alex Benyamin tampil di berbagai event equestrian bersama kedua putrinya tersebut.
Yakni, Lidwina Christianti dan Benedicta Sekar Pramesti.
Sementara, anak lelakinya, Mario Christianto, juga lebih memilih untuk membesarkan bisnis keluarga yang mencakup berbagai unit usaha, terutama agribisnis dan perhotelan.
"Santamonica Stable masih eksis, meski sekarang fokus untuk pembinaan atau pelatihan internal saja," ujar Alex Benyamin.
Santamonica Stable didirikan pada 1995 di atas lahan sekitar 10 hektar di daerah Sukabumi, melalui pasar Cikaretek.
Kini, keseluruhan lahan Santamonica mencapai 40 hektar, dengan dua resort dan satu hotel berbintang tiga berdiri di sana.
Kuda-kuda mereka berada di Santamonica resort, yang berlokasi di perkebunan Pancawati. Resort ini paling ramai, karena dilengkapi sarana flying-fox dan kolam.
Pemandangannya juga menawan, dengan dominasi hutan pinus yang tinggi dan meneduhkan. Puluhan bungalow yang ada di Santamonica-1 ini sudah terisi penuh sejak beberapa hari sebelum lebaran.
"Santamonica resort ini sudah menjadi salah satu destinasi liburan utama," papar Alex Benyamin. tb