Singkirkan Juara Dunia 2013, Lindaweni Fanetri: Saya Sudah Mati-matian
Pemegang gelar juara dunia 2013 itu bahkan harus dibawa ke luar lapangan dengan menggunakan tandu medis
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pebulu tangkis putri andalan Indonesia, Lindawendi Fanetri, mengakui kecepatan permainan Ratchanok Intanon menurun pada game kedua sebelum akhirnya wakil Thailand itu menyerah karena cedera kaki.
"Di game kedua kecepatannya tidak seperti game pertama. Mungkin sebelumnya dia sempat ada cedera, saya juga tidak tahu pasti," ujar Linda dalam konferensi pers usai bertanding Kejuaraan Dunia BWF di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Kamis.
Karena cedera kaki yang dialami pada menit 75 game ketiga, Ratchanok terpaksa menyerah dengan perolehan 26-24, 10-21, 5-8.
Pemegang gelar juara dunia 2013 itu bahkan harus dibawa ke luar lapangan dengan menggunakan tandu medis karena nyeri di betis kaki kanannya membuatnya tidak bisa berjalan.
Sempat tertinggal di game pertama, Linda mengaku memperbaiki fokus dan kecepatan sehingga pada game kedua bisa membalikkan keadaan.
"Set kedua saya hanya fokus bagaimana caranya bisa menahan poin agar tetap memimpin," ujarnya.
Meskipun menang karena lawannya cedera, semifinalis India Open 2014 itu menyatakan sudah berjuang sekuat tenaga di lapangan.
"Bisa dilihat kan itu skor awalnya sampai 26-24, saya sudah mati-matian di lapangan," tutur pemain 25 tahun itu.
Pada perempat final, Linda akan melawan Tai Tzu Ying setelah wakil Taiwan itu mengalahkan Michelle Li (Kanada) dengan skor 21-15, 21-19.
Menghadapi perempat final, Linda akan berdiskusi dengan pelatih untuk menyiapkan taktik dan strategi, termasuk bagaimana cara memperkuat pertahanannya.
Ia mengatakan banyak mendapat pelajaran dan membaca peta permainan dari lawan-lawan yang sebelumnya dia hadapi.
"Untuk pertandingan selanjutnya saya akan berdiskusi dengan pelatih. Yang penting fokus per poin saja, berjuang dulu di lapangan tidak usah terlalu terbebani hasil," katanya.