Andy Murray Kecewa dengan Kondisi Lapangan di AS Terbuka
Saya tak terbiasa berada di lapangan seperti itu, dan sangat sulit ketika harus berhadapan dengan pantulan bola yang lebih cepat, atau di luar standar
Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Petenis tunggal putra Andy Murray mengungkapkan beberapa alasan teknis setelah tersingkir di putaran empat turnamen Grand Slam AS Terbuka 2015, kemarin. Satu di antara yang menjadi ‘penyesalan’ adalah bermain di Stadion Louis Armstrong.
Menurut Murray, dirinya sempat tak percaya harus bertanding di lapangan kelas dua tersebut, bukan di Arthur Ashe. Imbasnya, ia punya feeling tak akan bermain bagus. Ternyata, prediksinya sesuai kenyataan. Di venue tersebut, ia sulit mengembangkan permainan, karena karakter pantulan bola di Louis Armstrong justru lebih cepat ketimbang di stadion utama.
Hal itulah yang memberinya kesulitan tingkat tinggi, dan gagal beradaptasi dengan cepat. “Saya tak terbiasa berada di lapangan seperti itu, dan sangat sulit ketika harus berhadapan dengan pantulan bola yang lebih cepat, atau di luar standar biasa. Saya harus akui Anderson bagus, tapi kondisi lapangan tetap menjadi penyumbang besar atas kekalahanku,” keluh Murray.
Ia menceritakan, dirinya sudah berusaha maksimal untuk meningkatkan level kecepatan setiap kali mengejar atau memprediksi pantual bola. Tapi hasil akhir selalu sama, yakni sebagian besar justru tertinggal oleh bola.
“Rasanya sangat aneh, karena saya merasa seperti terus-terusan ketinggalan saat mengejar bola. Akibatnya, saya tidak bisa bermain menyerang," tutur Murray. Keluhan tersebut juga keluar dari mulut sang lawan, Kevin Anderson.
Namun petenis berkebangsaan Afrika Selatan (Afsel) tersebut memiliki cara tersendiri untuk menyiasati kondisi yang kurang bagus tersebut. Bagi pria berusia 29 tahun ini, satu-satunya cara untuk mengalahkan sifat lapangan tersebut, yakni dengan fokus yang terus terjaga.
“Saya tak ingin terpancing dengan beberapa hal, seperti servis buruk atau kesalahan sendiri yang memang banyak saya lakukan. Fokus selama pertandingan yang lebih empat jam tersebut menjadi hal yang sangat bagus untukku, meski fisikku benar-benar terkuras,” ungkap Anderson. Ia berharap, level konsentrasinya tak akan turun ketika bersua Stan Wawrinka di babak perempatfinal.