Pelatih Wushu Muslim Asal Perancis Bercerita Tentang Tragedi Paris
Ini tragedi yang besar, kami muslim menjadi korban paling pertama. Sekarang semua orang melihat kami seperti seorang teroris
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi seorang muslim di negara yang baru mengalami serangan teror dari sekelompok teroris Islam merupakan hal yang sangat sulit bagi pelatih Wushu asal Perancis, Noureddine Zenati.
"Ini tragedi yang besar, kami muslim menjadi korban paling pertama. Sekarang semua orang melihat kami seperti seorang teroris. Ini sangat sulit bagi kami," ujar Noureddine kepada Tribun di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Menurut pelatih kelas Sanda ini sulit baginya untuk tinggal di Perancis dengan stigma buruk yang dilekatkan pada warga muslim. Sejak serangan yang dilakukan kelompok teroris pada beberapa titik di kota Paris, pandangan warga Perancis terhadap kelompok muslim semakin memburuk.
Suasana berbeda dirasakan Nouredine ketika berada di Jakarta untuk mendampingi kontingen Wushu Perancis yang mengikuti Kejuaraan Dunia. Menurutnya, Indonesia negara yang bersahabat bagi seluruh umat beragama.
"Indonesia negara yang bersahabat, banyak senyum. Di sini muslim dan nonmuslim damai satu sama lain. Semuanya bebas melakukan apapun, mereka saling menghormati."
Pria berdarah Tunisia ini mengaku tidak merasakan toleransi beragama di negaranya. Di Perancis, banyak orang yang tidak menyukai orang muslim, karena mereka berpikir Islam adalah teroris.
Dirinya juga mengaku senang berada di Indonesia, karena sebagai muslim dirinya mendapatkan fasilitas untuk solat. Menurutnya Nouredine hal ini tidak ditemui di negara lain.
"Saya senang di Indonesia disediakan tempat beribadah seperti ini (menunjuk ke arah mushola). Di beberapa negara, kami sulit untuk solat, kami harus solat di tempat latihan."
Kota Paris menjadi korban serangan teroris pada Jumat (14/11/2015). Beberapa serangan terjadi di gedung teater Le Bataclan, stadion Stade de France, pusat perbelanjaan Les Halles, dan sejumlah jalanan Paris.
Diperkirakan sekitar 129 orang dinyatakan tewas akibat serangan teroris di tersebut. Akibat serangan tersebut pemerintah Perancis menyatakan negara dalam keadaan darurat.