Praveen Jordan/Debby Susanto Melenggang ke Perempat Final
Pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil melaju ke babak perempat final All England 2016.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, WIMBLEDON - Pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil melaju ke babak perempat final All England 2016.
Mereka pun kini tinggal menunggu lawan dari duel antar pasangan Tiongkok, Liu Cheng/Bao Yixin dan Lu Kai/Huang Yaqiong.
Dengan Liu/Bao, rekor pertemuan Praveen/Debby sama kuat dengan 2-2. Praveen/Debby diuntungkan dengan catatan kemenangan di dua pertemuan terakhir, yaitu Chinese Taipei Open 2015 dan BWF World Super Series Finals 2015.
Sementara dengan Lu/Huang, Praveen/Debby sementara memimpin rekor pertemuan dengan 2-1. Laga terakhir mereka terjadi di French Open 2015, Praveen/Debby menang 21-18 dan 21-19.
“Kami sudah pernah ketemu. Pernah menang, pernah kalah. Kami tinggal mempersiapkan diri, nonton video pertandingan kami. Sama banyak-banyak komunikasi aja di lapangan,” kata Praveen.
“Tidak ada yang perlu ditakutkan secara khusus dari mereka. Cuma memang pemain Tiongkok punya speed dan power yang kencang,” ungkap Praveen.
“Mereka juga punya pola yang rapi dan konsisten,” kata Debby menambahkan.
Sebelumnya di babak dua, Praveen/Debby mengalahkan pasangan Jepang, Kenta Kazuno/Ayane Kurihara. Pasangan Indonesia rangking delapan dunia tersebut menang usai tarung tiga game 13-21, 21-14 dan 21-18.
“Ini pertemuan pertama kali kami dengan mereka. Bekalnya hanya nonton videonya aja. Terus dari kami juga belum terlalu in di lapangan. Awal-awal kaya hanya gebukin bola aja. Tapi kemudian kami cari solusi untuk menang lawan mereka,” jelas Praveen.
Sebenarnya nggak ada yang istimewa dari penampilan mereka. Hanya tadi dari awal sampe akhir beberapa kali servis saya di fault terus, jadi agak kepecah-pecah. Lawan mereka seharusnya kami lebih sabar aja,” imbuh Debby mengenai lawannya tersebut.
Selain Praveen/Debby, Indonesia masih punya satu wakil ganda campuran lagi di perempat final. Hal ini dipastikan dari “perang saudara” antara Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja.