Tujuh Karateka Uji Coba ke Belanda dan Turki
tujuh karateka yang menghuni skuad Program Indonesia Emas (Prima) uji coba di Belanda dan Turki.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB FORKI) memberangkatkan tujuh karateka yang menghuni skuad Program Indonesia Emas (Prima) untuk menjalani serangkaian uji coba di Belanda dan Turki.
Targetnya, mereka bisa memetik pengalaman bertanding untuk dijadikan modal meraih prestasi pada SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games 2018.
"Kita memberangkatkan tujuh karateka melakukan serangkaian uji coba ke Belanda dan Turki untuk melihat sejauh mana hasil yang diperoleh sejak mereka menjalani pemusatan latihan dari Januari lalu. Kita berharap mereka bisa menambah pengalaman bertanding," ungkap Manajer Tim Karate, Zulkarnaen Purba usai berpamitan dengan Komandan Satuan Pelaksana Prima, Achmad Sutjipto di Gedung PPIKON Kemenpora, Selasa (15/3).
Ketujuh karate tersebut yakni nomor Kata-Fidelis Lolobua, Jigi Jaresta Yudha, sedangkan nomor komite : Sandi firmansyah (-75kg), Hendro Salim (-84kg), Suryadi (-60kg), Serunita Sari (-50kg), dan Merlyn Antemoing (-55kg). Mereka akan didampingi pelatih asal Perancis, Tareq Abesalem.
Di Belanda, mereka akan tampil pada Premier League World Karate-do Federation (WKF) Dutch Open yang berlangsung di Rotterdam, 18-20 Maret 2016.
Kemudian, mereka akan berangkat ke Turki untuk menjalani trainning camp sebelum tampil pada Kejuaraan Karate Terbuka Turki Open yang berlangsung di Istambul, 26-27 Maret 2016.
Menurut Zulkarnaen, uji coba ke luar negeri ini sangat penting dalam upaya mematangkan prestasi karateka dalam upaya memenuhi target medali emas pada SEA Gamres 2017 dan Asian Games 2018.
"Dari keikutsertaan di berbagai turnamen internasional itulah, kita berharap bisa menambah pengalaman bertanding dan mengenal berbagai karakter lawan," ujarnya.
Ketika ditanya mengenai target di dua turnamen itu, Zulkarnaen Purba yang juga Kabid Binpres PB FORKI ini mengatakan pasukannya hanya diminta tampil maksimal.
"Tidak gampang meraih prestasi di Belanda dan Turki karena lawan yang dihadapi merupakan karateka terbaik dari Asia dan Eropa," katanya.
Tareq Abessalem juga mengakui kualitas karateka yang turun di Belanda dan Turki.
"Ya, cukup banyak saingan. Mudah-mudahan mereka bisa menampilkan yang terbaik," katanya.
Komandan Satlak Prima, Achmad Sutjipto meminta seluruh karateka yang diterjunkan di Belanda dan Turki harus menghasilkan nilai tambah.
"Soal teknik, saya tidak meragukan kemampuan mereka yang sudah menjalani latihan sejak Januari lalu. Saya hanya berharap keikutsertaan mereka dalam turnamen bisa membuat mereka lebih cepat mengadaptasi diri dengan lingkungan pertandingan. Hal ini sangat penting dalam upaya meraih prestasi pada SEA Games 2017 dan Asian Games 2018," paparnya.