Sarana Latihan Pelatda Gulat DKI Jaya Memprihatinkan
Sangat miris menyaksikan fasilitas dan sarana latihan olahraga di Komplek Olahraga Ragunan Jakarta Selatan.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Sangat miris menyaksikan fasilitas dan sarana latihan olahraga di Komplek Olahraga Ragunan Jakarta Selatan.
Miris karena hampir semua sarana yang ada sekarang ini adalah sarana lama sejak dibangun pertama kali tahun 1973 atau 43 tahun silam.
Contoh yang paling nyata adalah sarana latihan gulat. Sejak 43 tahun lalu, tulisan di depan Hallnya “Gedung Olahraga Gulat dan Judo, ternyata hingga berusia 43 tahun tulisan yang sama masih tetap dipakai. Yang berubah tulisannya yang tetap putih karena dicet kembali tiap tahunnya.
Sarana latihan gulat yang ideal adalah harus ada Hall besar untuk latihan umum, kemudian adaHall-Hall kecil untuk intensifitas latihan khusus, ditambah ruang sauna, ruang latihan memanjat tali, ruang latihan menggunakan barbell dan lain-lain. Ruang ruang dimaksud sudah menjadi kebutuhan umum untuk pegulat-pegulat.
Tidak hanya sarana gulat saja. Sarana-sarana latihan olahraga lain, seperti bulutangkis, voli, tenis meja, dan lain-lain, termasuk sepakbola, ternyata sama. Ketua Pengda Pengprov PGSI (Persatuan Gulat Seluruh Indonesia) DKI Jakarta, Steven Setiabudi Musa, yang berkunjung ke markas latihan pelatda gulat DKI Senin (13/6) mengatakan sarana gulat sudah tidak cocok lagi. Haruslah segera direnovasi. Itu idealnya 40-an tahun lalu. Untuk sekarang sudah tidak lagi.
Waktu itu dia mengakui memang sarana seperti Ragunan ini hanya satu-satunya di Asia Tenggara, yang mana menurutnya banyak negara seperti Thailand, mencontoh Kompleks Olahraga Ragunan berikut manajemenen pengelolalannya kata Steven.
Komplek Olahraga ini dilengkapi dengan SMP dan SMU Negeri Ragunan tahun 1977, digunakan untuk menampung kegiatan olahraga bagi atlet. Semua diperuntukkan bagi tempat penampungan para atlet DKI Jakarta, menjadi pusat pendidikan dan pembinaan olahraga bagi pelajar-pelajar berprestasi dalam olahraga, Training Centre bagi atlet-atlet Nasional sebelum mengikuti Pestas-Pesta Internasional. Semuanya ini dikelola oleh Dinas Olahraga dan Pemuda, selaku Penanggung Jawabnya.
Dia berharap ada kebijakan dari Pemda DKI agar memperhatikan hal ini. Sebab bagaimana sarana yang buruk adalah juga gambaran prestasi olarhaga DKI. Kita tahu, bahwa DKI saat ini mendapat saingan berat dari bebeberapa daerah yang sangat memperhatikan pembangunan sarana olahraganya.
Daerah-daerah yang memperhatikan sarananya olahraganya, prestasinya terlihat jelas. Contohnya Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Steven mengatakan sarana yang buruk juga adalah cermin Pemerintah Daerah bellum serius memperhatkan olahraga. tb
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.