Sirkuit Baku Tricky Bagi Semua Pebalap Harus Diwaspadai kata Sean Gelael
Muhammad Sean Gelael dan rekannya di tim Pertamina Campos Racing antusias hadapi balapan seri ketiga
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BAKU - Pebalap muda Indonesia Muhammad Sean Gelael dan rekannya di tim Pertamina Campos Racing yang didukung penuh Jagonya Ayam KFC Indonesia, Mitch Evans, sangat antusias menghadapi balapan seri ketiga GP2 di sirkuit Baku City, Azerbaijan, akhir pekan ini.
Tantangan balapan di sirkuit jalan raya ini sangat menarik karena semua pebalap baru kali pertamanya menjajal lintasan ini. Sirkuit Baku di Azerbaijan baru pertama kali dipakai balapan untuk GP2 ataupun Formula 1.
Sirkuit rancangan arsitek asal Jerman, Hermann Tilke, ini memiliki panjang 6,006 kilometer dengan 20 tikungan. Lintasan sirkuit melewati wilayah kota tua yang eksotis dengan bangunan bersejarah seperti alun-alun Azadlig, gedung parlemen, dan menara Maiden. Sementara sisi lainnya menampilkan panorama pesisir pantai Laut Kaspia.
Tantangan sirkuit ini adalah tanjakan curam di dekat balai kota tua dan trek lurus sepanjang 2,2 kilometer yang memungkinkan pebalap untuk menggeber mobil dengan kecepatan sampai 340 kilometer per jam.
Sirkuit Baku bisa dibilang sebagai sirkuit tercepat dengan rata-rata kecepatan 211 km/jam. Dua sirkuit jalan raya lainnya, yakni Marina Bay (Singapura) hanya 177,303 km/jam, sedangkan Monako hanya 163,521 km/jam.
Yang membuat balapan di Baku lebih menarik, yakni arah balapan berlawanan dengan arah jarum jam. Lintasan ini memiliki lebar 13 meter, tetapi di antara tikungan tujuh dan delapan, lebar lintasan menyempit menjadi 7,6 meter. Di titik inilah tantangan tersulit bagi pebalap.
"Sirkuit baku tricky bagi semua pebalap karena biasanya lintasan baru yang belum pernah dipakai balapan masih licin. Itu yang patut diwaspadai," kata Sean.
Namun demikian Sean sangat antusias karena sirkuit ini memiliki lintasan lurus yang sangat panjang yakni 2,2 kilometer.
"Yang menarik ini baru bagi semua pebalap. Jadi, semua memulai dari nol," ujar Sean.
Hal senada diungkapkan Evans. Dia optimistis bisa meraih poin lagi seperti di Monako. "Saya sangat suka tantangannya. Mudah-mudahan kami mendapat setingan mobil yang bagus," ujarnya.
Pada uji simulator di markas tim Campos di Valencia, Sean dan Evans mencetak waktu pada kisaran 1 menit 55 detik. Hasil ini cukup menjanjikan.
Tentang Sean Gelael:
Muhammad Sean Gelael lahir di Jakarta pada 1 November 1996. Bakat membalap diwarisi sang ayah, Ricardo Gelael, yang menjadi pereli nasional pada tahun 1980-an. Di usia 11 tahun, Sean mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai awak kemudi reli termuda. Setahun kemudian, Sean menjuarai reli nasional saat mendampingi pereli Inggris David Maslan dan pereli Australia Cody Crocker. Barulah pada tahun 2009 dan 2010, ia memenangi Kejuaraan Nasional Reli sebagai pebalap utama.
Petualangan Sean di ajang karting dimulai pada tahun 2010. Kala itu, ia langsung menjuarai Kejuaraan Gokar Asia sebagai pebalap termuda. Prestasi itu diulangi Sean setahun berselang dalam Kejuaraan Gokar Asia di Sirkuit Sentul. Pebalap yang juga piawai melantunkan lagu hip-hop itu lalu memutuskan untuk terjun ke ajang single seater Formula Pilota Asia setahun kemudian. Di musim perdananya, Sean menempati peringkat kedua.