Sean Gelael: Saya Mendapat Banyak Pelajaran di Baku
Kegembiraan sekaligus kekecewaan menjadi pengalaman berharga bagi pebalap muda Indonesia Muhammad Sean Gelael pada balapan di sirkuit Baku City
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BAKU - Kegembiraan sekaligus kekecewaan menjadi pengalaman berharga bagi pebalap muda Indonesia Muhammad Sean Gelael pada balapan di sirkuit Baku City, Azerbaijan yang berakhir Minggu (19/6).
Namun, Sean tak punya waktu lama untuk terlena dan segera mencurahkan fokusnya untuk balapan berikutnya di sirkuit Red Bull Ring, Austria, pada tanggal 1-3 Juli mendatang.
“Ya saya mendapatkan banyak pelajaran di Baku. Persaingan sangat ketat, banyak faktor yang menentukan hasil balapan. Di satu sisi saya gembira bisa meraih poin pertama dengan finis ketujuh di feature race. Namun, di sisi lain saya kecewa karena tidak bisa melanjutkan balapan sprint race karena terlibat insiden. Pelajaran yang berharga dan sekarang saya fokus ke balapan berikutnya,” papar Sean, pebalap Tim Pertamina Campos Racing yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia.
Keberhasilan mendapat poin di Baku City, diakui Sean semakin mengangkat rasa percaya dirinya. Sean pun merasa sudah bisa menyesuaikan diri dengan atmosfer persaingan yang ketat pada balapan GP2. Sekarang tinggal bagaimana menjaga konsistensi penampilan serta dukungan setingan mobil yang bagus dari tim.
Persiapan tim Pertamina Campos Racing pun akan lebih dimatangkan mengingat padatnya jadwal balapan pada bulan Juli. Setelah balapan di Red Bull Ring, pekan berikutnya sudah langsung balapan lagi di sirkuit Silverstone, Inggris.
Hanya diselingi istirahat sepekan, balapan kemudian berlanjut ke Budapest, Hongaria, pada 23-24 Juli. Dari Budapest, pekan berikutnya, tim harus bersiap lagi untuk balapan di Hockenheim, Jerman, 30-31 Juli 2016.
Bagi Sean, sirkuit Red Bull Ring bukan tempat yang asing. Pebalap berusia 19 tahun ini sudah punya pengalaman tampil di sini pada saat berlaga di ajang World Series Renault 3.5 dan Formula 3 Eropa. “Ya saya sudah hapal dengan sirkuit ini.
Hanya saja, tantangan tetap sulit karena pebalap dan tim lain juga sama pahamnya dengan sirkuit ini. Jadi mereka juga sudah tahu strategi dan setelen mobil yang akan dipakai. Situasinya berbeda dengan balapan di Baku City dimana semua pebalap dan tim sama-sama baru pertama kali tampil,” tambah Sean.
Secara keseluruhan performa tim Pertamina Campos Racing menunjukkan perkembangan yang signifikan. Setelah tidak mendapat angka pada balapan perdana di Barcelona, tim ini menuai poin pada balapan kedua di Monako lewat Mitch Evans.
Sementara di Baku City, hasilnya lebih bagus dimana Sean dan Evans sama-sama menyumbang poin pada feature race. Pada Sprint Race, keduanya punya peluang besar mendapat poin karena start dari baris depan, sebelum terlibat insiden.
Philippe Gautheron, Direktur Teknik Balap Tim Pertamina Campos Racing, mengatakan, timnya akan terus berupaya meningkatkan keandalan mobil. Evaluasi terus dilakukan untuk mendapatkan setelan mobil yang paling pas untuk para pebalapnya.
“Kami terus bekerja keras agar bisa lebih kompetitif. Kami tak pernah berhenti mengevaluasi,” kata Gautheron.
Sirkuit Red Bull Ring memiliki panjang lintasan 4,326 kilometer. Sirkuit yang dibangun pada tahun 1969 ini hanya memiliki sepuluh tikungan. Berbeda dengan Baku City, balapan di sirkuit Red Bull Ring akan mengikuti arah jarum jam.