Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Peraih Medali Perak Maraton Ini Akan Dibunuh Negaranya Sendiri

Peraih medali perak maraton di Olimpiade Rio 2016, Feyisa Lilesa, akan dibunuh di negaranya sendiri, Ethiopia.

zoom-in Peraih Medali Perak Maraton Ini Akan Dibunuh Negaranya Sendiri
THE WALL STREET JOURNAL
Pelari maraton Feyisa Lilesa 

Laporan Wartawan SuperBall.id, Aidina Fitra

TRIBUNNEWS.COM, NAIROBI - Peraih medali perak maraton di Olimpiade Rio 2016, Feyisa Lilesa, akan dibunuh di negaranya sendiri, Ethiopia.

Dia membuat simbol protes saat meraih medali tersebut dengan menyilangkan tangannya berbentuk 'X'.

Simbol itu dibuat agar pemerintah Ethiopia menghentikan tindak kekerasan terhadap Oromos, suku terbesar negara tersebut.

Tanda silang itu juga simbol perjuangan jutaan orang Oromos.

Dikutip SuperBall.id dari The Wall Street Journal, Selasa (23/8/2016), seperempat dari penduduk Ethiopia berasal dari suku Oromos.

Sejak Januari 2016, sudah seribu orang tewas karena tindak kekerasan terhadap hak-hak dasar suku itu.

BERITA TERKAIT

Pemerintah Ethiopia mengklaim suku Oromos merupakan elemen yang mengacaukan negara.

Feyisa Lilesa mengakui setelah membuat simbol itu pemerintah Ethiopia akan membunuhnya.

Tapi dia tidak akan berhenti menyampaikan protes tersebut di mana saja.

"Pemerintah Ethiopia akan membunuh saya jadi saya akan terus protes untuk mendukung Oromos," kata Lilesa.

Di kampung halamannya istri dan dua anak Lillesa beserta kerabatnya sudah dipenjara pemerintah.

Sedangkan Lilesa terus dibujuk pemerintah Ethiopia untuk pulang.

Namun Lilesa tetap tidak mau karena kondisi Ethiopia yang tidak memungkinkan.

Meskipun Ethiopia menjanjikan menyambut kedatangan Lilesa bak pahlawan karena telah meraih perak di Olimpiade Rio 2016.

"Tidak, kalau mereka tidak membunuh saya mereka pasti akan memenjarakan saya," kata Lilesa.

Sumber: SuperBall.id
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas