GOR PB Jaya Raya di Bintaro Jaya Diresmikan Menpora dan Ir Ciputra
Imam Nahrawi dan Ketua Pembina Yayasan Pembangunan Jaya Raya, Ir. Ciputra meresmikan pemakaian Gedung Olah Raga PB Jaya Raya
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Imam Nahrawi dan Ketua Pembina Yayasan Pembangunan Jaya Raya, Ir. Ciputra meresmikan pemakaian Gedung Olah Raga PB Jaya Raya di Bintaro Jaya, Kamis, 15 September 2016 dengan menandatangani prasasti.
Peresmian GOR baru ini juga untuk menandai peringatan hari ulang tahun ke-40 klub bulutangkis Jaya Raya yang jatuh pada tahun 2016 ini, sekaligus peringatan 55 tahun PT Pembangunan Jaya.
“Lewat peresmian GOR ini kami mengharapkan klub Jaya Raya kembali mampu melahirkan juara-juara dunia kembali. Setelah gagal meraih medali emas pada Olimpiade London 2012 dan Rio De Janeiro 2016, saya berharap pada Olimpiade Tokyo 2020 nanti ada pemain Jaya Raya bisa sukses menyabet medali emas kembali,” ungkap Iman dalam sambutan.
Ke depan, Imam ingin agar di berbagai daerah segera dibangun sekolah-sekolah bulutangkis. Harapannya agar dari sekolah ini bisa melahirkan juara-juara dunia bulutangkis di masa depan.
Dalam kesempatan ini, Imam juga menyempatkan diri bertanding eksibisi untuk menjajal lapangan yang baru dibangun. Dia mencari keringat dengan bertanding bersama pemain binaan PB Jaya Raya, Hendra Setiawan, Greysia Polii, dan Nitya Krishinda Maheswari.
Menurut Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, dengan hadirnya GOR baru di kawasan Tangerang Selatan, diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan prestasi bulutangkis di daerah yang dipimpinnya.
“Tangerang Selatan tahun ini baru genap 8 tahun, sementara Jaya Raya sudah berusia 40 tahun. Semoga kehadiran GOR Baru ini bisa ikut membantu dan membangkitkan prestasi bulutangkis di Tangerang Selatan,” tutur Airin.
Sementara itu disampaikan oleh Ciputra, pihaknya memang ingin terus berupaya untuk menjaga supremasi bulutangkis Indonesia. Jaya Raya dan klub-klub bulutangkis di Tanah Air memang hadir untuk memikul beban berat demi menjaga prestasi Indonesia yang begitu harum namanya di pentas bulutangkis internasional.
“Ke depan, saya berharap para pemain yang dibina di Bintaro Jaya ini juga sejak kecil diperkenalkan dengan pendidikan entrepreneurship. Ini untuk membuat pemain lebih kreatif dan memiliki gagasan-gagasan yang hebat. Dengan berbekal ilmu kewirausahaan ini, saya yakin pemain juga akan memiliki kreativitas,” ujar Ciputra.
Sepanjang sejarah perhelatan Olimpiade, tercatat para pemain Jaya Raya sukses menyabet tiga medali emas, satu perak, dan satu perunggu. Medali emas dipersembahkan oleh Susy Susanti pada Olimpiade Barcelona 1992, lalu Candra Wijaya/Tony Gunawan di Olimpiade Sydney 2000, dan Markis Kido/Hendra Setiawan pada Olimpiade Beijing 2008.
Sementara medali perak dipersembahkan oleh Mia Audina di Olimpiade Atlanta 1996 dan perunggu diraih oleh Susy Susanti, juga pada Olimpiade Atlanta 1996.
Selain itu, penggawa PB Jaya Raya sejak berdiri tahun 1976 terus ikut mengharumkan nama Indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Tercatat, selain sukses merebut tiga emas Olimpiade, pemain Jaya Raya juga menyabet 8 medali emas Kejuaraan Dunia, 12 kali juara All England, 8 kali juara Piala Thomas, 3 kali juara Piala Uber, sekali Piala Sudirman, meraih 13 medali emas Kejuaraan Asia, merebut tujuh medali emas Asian Games, dan meraup 59 medali emas SEA Games.
Pemain-pemain binaan PB Jaya Raya di antara adalah, Rudy Hartono, Retno Kustiyah, Imelda Wigoena, Rosiana Tendean, Susy Susanti, Bambang Supriyanto, Candra Wijaya, Tony Gunawan, Joko Riyadi, Markis Kido, Hendra Setiawan, Greysia Polii, Nintya Krishinda Maheswari, Adriyanti Firdasari, Bellaetrix Manuputty, Angga Pratama, Della Destiara Haris, Anggia Shitta Awanda, Alfia Eko Prasetyo, dll.
Jaya Raya lahir pada tahun 1976 atas prakarsa Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin yang meminta kepada Ir. Ciputra yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Pembangunan Jaya untuk membina cabang sepakbola, atletik, dan bulutangkis. Namun, karena memiliki visi yang tajam, Ciputra akhirnya memilih membina bulutangkis dan membubarkan cabang sepakbola dan atletik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.