Cabang Sepatu Roda PON Jabar Kacau Lantaran Timer Manual Masih Manual
Aroma kecurangan di ajang PON 2016 terus terjadi. Setelah kasus judo dan gantole, kini giliran terjadi di venue sepatu roda, kompleks GOR Saparua
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. BANDUNG - Aroma kecurangan di ajang PON 2016 terus terjadi. Setelah kasus judo dan gantole, kini giliran terjadi di venue sepatu roda, kompleks GOR Saparua Bandung, Kamis (22/9).
Indikasi kecurangan muncul, setelah lintasan ternyata belum dilengkapi timer digital. Akibatnya, perlombaan sepatu roda hanya memakai timer manual, stopwathi,
"Ini kelas PON kok pakai manual, sangat riskan kalau selisih waktunya tipis apalagi di nomor ITT," ungkap Manajer Sepatu Roda Jawa Timur, Bambang Eko Purnomo.
Selain itu, lanjut Bambang, hasil penghitungan waktu tidak diumumkan satu persatu setelah atlet tampil. Namun baru diumumkan setelah seluruh atlet menyelesaikan perlombaan,
"Di Kejuaraan apapun, kalaupun pakai manual, langsung diumumkan satu persatu catatan waktunya. Tidak menunggu seluruh selesai," ujarnya.
Kekahwatiran Jatim akan terjadi kecurangan di nomor ITT akhirnya terbukti. Di kelas ITT 300 meter putra, hasil penghitungan panitia, tidak sama dengan catatan waktu beberapa kontingen.
Hasil panitia menyatakan atlet Jawa Barat mendulang medali emas atas nama Azmi Al Ghifari Djayadi dengan catatan waktu, 00.26.256 detik.
Disusul Mirko Andrasari dari DKI Jakarta 26.258 detik di posisi kedua. Sedangkan medali perunggu diraih Jatim, Reza Oktoriyanto (00.26.463 detik).
Sementara catatan waktu dari tim DKI Jakarta dan Jatim medali emas harusnya jatuh atlet DKI. Sementara official DKI sempat mempertanyakan hasil pertandingan ke panitia pertandingan,
"Kalau dari catatan waktu kami, harusnya DKI yang menang," ujar Bambang Eko.
Akibat tidak adanya digital timer ini, Jatim sendiri melepas nomor ITT putri 300 meter. Andalan Jatim, Della memilih tidak tampil di ITT dan fokus ke nomor master, meski punya peluang medali emas di ITT.
"Daripada nanti tetap dikalahkan, mending saya fokus nomor lain saja. Saya dengan Shella dari Jabar masih bersaing, di kejuaran lain, kadang saya menang kadang dia yang menang, " tutur Della.
Di nomor ITT putri 300 meter, medali akhirnya jatuh ke Jabar atas nama Shella Matrifa Dewi dengan catatan waktu 00.28.256 detik. Disusul medali perak Ardhana asal DIY (00.28.483) dan posisi ketiga direbut Jawa Tengah, Resky Prasasti (00.28.833)
Sementara ketua penyelenggara cabor sepatu roda, Heri Sudrajat, mengatakan bahwa alat sensor tersebut baru datang 3 hari sebelum penyelenggaraan. Ia mengatakan bahwa timer otomatis membutuhkan waktu untuk memasang dan mengoperasikan.
"Sebenarnya alatnya sudah ada. Tapi waktunya mepet untuk memasang alat. Selain itu butuh waktu untuk mempelajari dan menggunakan alat timer itu," kata Heri saat ditemui di GOR Saparua, Kota Bandung, Kamis (22/9)
Disinggung mengenai kecurangan dalam pertandingan ini, pihaknya menepis tanggapan itu. Heri mengatakan bahwa pihak panitia telah mengantisipasi dengan menggunakan 3 stopwatch. Masing-masing stopwatch menggunakan kelipatan seribu.
"Tidak mungkin bisa terjadi kecurangan. Setiap kontingen punya catatan waktu sendiri. Bisa dicocokkan dengan catatan wasit," kilahnya. tb