Wasit Gagalkan Andika Pegulat DKI ke Final Gulat PON 2016 DKI pun Protes
Gulat PON XIX/2016 ricuh lagi. DKI Jakarta mengajukan protes keras kepada panitia karena dianggap terlampau curang membela pegulat tuan rumah
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gulat PON XIX/2016 ricuh lagi. DKI Jakarta mengajukan protes keras kepada panitia karena dianggap terlampau curang membela pegulat tuan rumah dalam pertandingan hari terakhir di GOR Saparua Bandung, Rabu (28/9).
Peristiwa kericuhan ini terjadi pada waktu pertandingan kelas 71 kg antara pegulat DKI Jakarta, Andika, melawan pegulat tuan rumah, Ergi.
Pada waktu Andika mengguling lawannya Ergi di babak pertama, seharusnya teknik gulingan itu dapat menghasilkan poin.
Akan tetapi Ergi melakukan kesalahan dengan cara menghambat laju gulingan badannya dengan cara menggaet kaki Andika. Itu sebabnya gulingan tidak berhasil.
Apa yang dilakukan Ergi menurut pelatih yang menangani Andika, Amirudin, jelas harus dinyatakan salah dan poin untuk Andika.
Karena teknik gulingan tersebut ditahan maka keadaan berbalik Ergi yang mengunci Andika hingga menghasilkan nilai sempurna "Toss " untuk kemenangan bagi pegulat tuan rumah.
Sebenarnya ketika Ergi melakukan kesalahan, pelatih DKI Amirudin mengajukan protes tetapi keputusan wasit tidak dapat diubah.
Amirudin naik matras pertandingan gulat dan terjadi adu mulut dengan dewan juri sementara keamanan sudah penuh lapangan.
Di tribun penonton nyaris terjadi baku-hantam antar suporter masing-masing tim. Mujur Ketua Pengprov gulat DKI, Steven Setiabudi Musa masuk lapangan menenangkan seluruh ofisial DKI sehingga pertandingan dapat dilanjutkan kembali.
Steven Setiabudi Musa yang adalah juga Anggota DPRD DKI Jakarta ini kepada awak media memaparkan bahwa pihaknya akan mengajukan protes keras atas peristiwa ini.
"Semuanya demi masa depan PON yang penuh sportifitas dan persahabatan. Tidak boleh ada PON seperti PON XIX/2016 di Bandung Jabar ini lagi," kata Steven Setiabudi Musa.