Satlak Prima Periksa Kesehatan Calon Atlet SEA Games 2017
Pada tes pertama yang digelar di PP-ITKON Kemenpora, Jakarta, Senin (7/11), ada 48 atlet cabang olahraga ski air, tenis, squash, golf, billiar
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) melakukan pemeriksaan kesehatan pada atlet yang diproyeksikan untuk menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) SEA Games 2017 di Malaysia.
Pada tes pertama yang digelar di PP-ITKON Kemenpora, Jakarta, Senin (7/11), ada 48 atlet cabang olahraga ski air, tenis, squash, golf, billiar dan wushu yang mengikuti rangkaian tes tahap pertama yang meliputi tes kesehatan. Sedangkan cabang angkat besi masih absen jalan tes.
Tes kesehatan untuk atlet ini meliputi tekanan darah, tinggi badan, denyut nadi, rekam jatung dan otot tulang. Tes selanjutnya ada fisik yang akan digelar lapangan atletik Universitar Negeri Jakarta mulai Selasa (8/11). Adapun total atlet yang mengikuti tes tahap pertama ini sebanyak 215 orang.
Penanggung jawab tes kesehatan Satlak Prima, Haryo Tilarso mengatakan, tujuan dilakukannya tes ini adalah untuk mengetahui lebih awal terkait adanya resiko cedera sebelum atlet mengikuti pelatnas SEA Games 2017 dibawah kendali Satlak Prima.
"Ini baru tes awal. Tujuan tes ini juga untuk melihat apakah atlet ini betul-betul fit dari cedera maupun kelainan jantung dan paru-paru. Jika dalam kondisi fit dilanjutkan dengan tes fisik," katanya.
Haryo Tilarso dengan adanya tes ini diharapkan atlet yang menjalani pelatnas benar-benar atlet yang siap karena atlet yang bakal menjalani latihan dibawah kendali Satlak Prima harus lolos tes kesehatan dan benar-benar fit untuk menghadapi pelatnas.
"Jumlah tersebut bisa saja tergerus jika dinilai tidak layak masuk pelatnas. Yang jelas kita memang memilih atlet yang betul-betul fit dan terbaik, karena kedepannya mereka akan menjalani latihan intensif," katanya Haryo menambahkan.
Pria yang juga Wakil Direktur Eksekutif Bidang Pelayanan Medik dan Anti Doping Satlak Prima menjelaskan, jika ada atlet yang dinyatakan gagal lolos, pihaknya tetap memberikan kesempatan untuk kembali melakukan tes kesehatan.
"Mereka yang tersingkir harus dilihat dulu sebabnya. Jika cedera, mereka harus disembuhkan dahulu. Jika sudah mampu bersaing bisa dilakukan tes lagi dengan menganut sistem promosi degradasi," katanya menegaskan.