Cabor Beladiri Sepakat Susun Program Latihan Fisik dengan Satlak Prima
Rapat Koordinasi Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dengan pengurus dan pelatih cabang olahraga (cabor) beladiri yang digelar di R
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Koordinasi Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dengan pengurus dan pelatih cabang olahraga (cabor) beladiri yang digelar di Ruang Anggrek Kemenpora Jakarta, Rabu (16/11/2016), yang membahas hasil Test Fisik para atlit SEA Games Malaysia 2017 membuahkan hasil yang menggembirakan.
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Satlak Prima, Ahmad Soetjipto dan dihadiri wakil dari Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI), Pengurus Pusat Persatuan Tinju Indonesia (PP Pertina), Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI), Pengurus Besar Federasi Karate-do Indonesia (PB Forki), Pengurus Besar Takwondo Indonesia (PB TI) dan Prngurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) sepakat dengan Satlak Prima untuk bersama-sama membuat program latihan peningkatan prestasi atlet.
Hal ini terkait dengan ditemukannya fakta dari hasil test fisik yang dilakukan Satlak Prima bahwa kondisi fisik para atlit belum memenuhi standar.
"Satlak Prima mengapresiasi PB PJSI, PB TI, PB IPSI, PB WI, PP Pertina, dan PB Forki yang mau bekerjasama dengan Satlak Prima dalam membuat program latihan dengan melihat hasil test yang dilakukan dimana ditemukan kondisi fisik atlit tidak memenuhi standar yang diinginkan," urai Direktur Performa Tinggi Tanding 1 Satlak Prima, Jafar Jantang yang ditemui usai rapat koordinasi.
Test Fisik selama sepekan terhadap 215 atlet dari 28 cabor yang dilakukan Satlak Prima, kata Jafar, bukan untuk melihat kelemahan induk organisasi (PB/PP) tetapi hanya sekadar melihat kondisi fisik atlit yang sebenarnya di lapangan setelah Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016.
Menurut Jafar, dari hasil test fisik tersebut kondisi Vo2Max para atlit tidak memenuhi standar yang ditetapkan Satlak Prima yakni Vo2Max 65.
"Rata-rata Vo2 Max mereka baru mencapai 75 persen dari standar yang ditentukan Satlak Prima," katanya.
Dengan adanya kesepakatan itu, kata Jafar, Tim Strength and Conditioning Satlak Prima akan segera rapat dengan kelima induk organisasi tersebut untuk menyusun program latihan fisik.
"Kita harus bergerak cepat untuk meningkatkan kondisi fisik atlit sehingga target di SEA Gamrs Malaysia 2017 bisa terpenuhi," katanya.
Selain sepakat membuat program latihan, kata Jafar, Satlak Prima juga mendukung keinginan kelima induk organisasi mengajukan program latihan di luar negeri.
Sebagai contoh, cabang karate yang ingin menjalani latihan di Jepang dan taekwondo yang ingin di Korea Selatan.
Apresiasi terhadap kelima induk organisasi itu juga disampaikan Wakil Ketua II Satlak Prima, Sadik Algadri.
"Satlak Prima mengapresiasi kelima induk organisasi. Kerjasama induk organisasi sangat dibutuhkan dalam upaya menghasilkan prestasi maksimal pada SEA Games Malaysia 2017. Semoga induk organisasi lainnya juga melakukan hal yang sama," katanya.
Secara terpisah, pelatih wushu Novita mengakui bahwa kelima induk organisasi memang mendukung keinginan Satlak Prima duduk bersama dalam menyusun program latihan peningkatan kondisi fisik atlet.
"Tindakan Satlak Prima men-screrning data atlit dari fisik dan kesehatan sangat bagus. Dan, kita juga mendukung keterlibatan Satlak Prima dalam menyusun program latihan peningkatan fisik atlit SEA Games 2017," katanya.
Menurut Novita, kondisi fisik atlit wushu yang diusulkan mengisi pelatnas SEA Games 2017 menurun disebabkan latihannya tidak terkontrol usai PON Jawa Barat 2016.
"Kondisi fisik mereka menurun karena habis libur setelah PON Jawa Barat 2016," katanya.
Mengenai rencana latihan di luar negeri, Novita menyebut Tim Wushu akan ke China.