Mitos Kuda Pulang Kampung Di Sawahlunto Derby
Kembali digelar Kejuaraan Tingkat Nasional Pacuan Kuda Bank Nagari Sawahlunto Derby ke-10 tahun 2016 di Gelanggang Kandih Talawi Sawahlunto
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. SAWAHLUNTO - Kembali digelar Kejuaraan Tingkat Nasional Pacuan Kuda Bank Nagari Sawahlunto Derby ke-10 tahun 2016 di Gelanggang Kandih Talawi Sawahlunto, Minggu, 4 Desember lalu.
Tahun ini ada peningkatan animo peserta. Jika pada tahun 2015 lalu di Kelas Derby hanya diikuti 11 peserta, tahun 2016 ini naik jadi 25 ekor, sehingga diperlukan babak penyisihan pada 20 November.
Kelas Derby dengan hadiah utama khusus Rp 150 iuta ini menarik minat peserta kuda Sumbar yang berada di Pulau Jawa untuk pulang kampung. Peserta lainnya datang dari DKI Jaya (7), Riau, Aceh dan Sumut.
"Kuda-kuda handal asal Sumbar atau khususnya Sawahlunto tersebar di berbagai kota, termasuk Jakarta. Setiap kali gelaran Sawahlunto Derby kuda-kuda itu dicoba untuk tampil di sini," ungkap Noviardi Sikumbang, Sekretaris Komisi Pacuan PP Pordasi, Senin (5/12/2016).
Namun, hingga tahun ke 10 digelarnya Bank Nagari Sawahlunto Derby ini, mitos kuda luar daerah Sumbar belum pernah berhasil menjuarai Kelas Klasik ini masih bertahan.
Dari 10 kali pergelaran Sawahlunto Derby, tercatat hanya pada dua kejuaraan di mana gelar juara kelas bergengsi itu direbut oleh kuda dari luar Sumbar.
Itu pun oleh kuda asal Sumbar yang sudah malang melintang di Jawa. Yakni, kuda Salido milik Erizal Chaniago dari Kubu Gadang Stable pada tahun 2014, dan kuda Ambun Marapi milik H. Aidil Azwar dari Nikita Stable, yang jadi juara Derby tahun silam.tb