Soerjadi Mantan Ketua Umum PP PBSI Periode 1993-1997 Menghadap Sang Khalik
Letnan Jenderal TNI (Purn) Soerjadi yang juga mantan Ketua Umum PP PBSI periode 1993-1997, menghadap Sang Khalik
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu tokoh yang sukses mengangkat nama Indonesia di pentas bulutangkis dunia, Letnan Jenderal TNI (Purn) Soerjadi yang juga mantan Ketua Umum PP PBSI periode 1993-1997, menghadap Sang Khalik pada hari Rabu, tanggal 7 Desember 2016 di kediaman, Jalan Al Ikhlas No. 21, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur sekitar jam 12.30 WIB.
Menurut salah seorang menantunya, Rahmat Wibowo, Soerjadi meninggal dunia akibat sakit jantung. Sekitar sebulan sebelumnya, tokoh bulutangkis kelahiran Tuban (Jawa Timur), 2 Februari 1942 ini sempat menjalani operasi pemasangan ring di RS Abdi Waluyo, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Soerjadi, meninggal dalam usia 74 tahun dengan meninggalkan seorang istri, Endang Waluyati Soerjadi dengan tiga anak dan tujuh cucu.
Rencananya, jenasah tokoh bulutangkis yang terakhir menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris pada perusahaan PT Apac Inti Corpora & PT Asia Pacific Investama Tbk ini akan dimakamkan pada hari Kamis, 8 Desember 2016 di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta, berangkat dari rumah duka sekitar jam 09. 00 WIB.
Bagi dunia bulutangkis, meninggalnya Soerjadi adalah sebuah kehilangan yang mendalam. Tokoh ini ketika menjabat sebagai Ketua Umum PP PBSI begitu dekat dan penuh perhatian dengan para pemain.
Mendiang Soerjadi mampu berkomunikasi dan memotivasi para atlet dengan baik. Tiap akhir pekan Soerjadi mengunjungi atlet di Pelatnas Cipayung.
Sering pula, Ny. Endang Soerjadi hadir dengan membawa makanan kesukaan para pemain dan dinikmati bersama-sama setelah pemain usai latihan di pinggir lapangan sambil lesehan.
“Kami merasa kehilangan dengan meninggalnya Pak Soerjadi. Beliau tokoh bulutangkis yang sangat dekat dan mampu memberikan motivasi kepada semua pemain untuk mengukir prestasi setinggi mungkin,” kata Hariyanto Arbi, pemain yang berjaya di era Soerjadi.
Ketika menjabat sebagai Ketua Umum PBSI, bulutangkis Indonesia berhasil diantarkan dengan prestasi gilang gemilang. Prestasi-prestasi besar sukses ditorehkan dalam masa bakti kepemimpinanya. Medali emas Olimpiade Atlanta 1996 sukses dipersembahkan Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky.
Selain itu, Indonesia menambah dengan satu perak lewat sabetan Mia Audina (tunggal putri) dan dua perunggu lewat Susy Susanti (tunggal putri) dan Denny Kantono/Antonius Budi Ariantho (ganda putra).
Pada saat itu, Soerjadi juga sukses membuat catatan emas.
Untuk kali pertama, Indonesia mampu mengawinkan Piala Thomas dan Uber, sampai dua kali. Yaitu dalam perebutan di Jakarta tahun 1994 dan di Hong Kong 1996.
Bahkan, sebagai bentuk rasa syukur, usai merebut Piala Thomas di Istora, Jakarta, Soerjadi, pada malam harinya ikut menceburkan diri ke kolam renang Hotel Hilton bersama pemain, pelatih, dan ofisial Tim Piala Thomas.
Selain itu, pada masa kepemimpinannya, Indonesia termasuk panen emas dalam Kejuaraan Dunia di Birmingham, Inggris, 1993 dengan raihan prestasi sebagai juara yang dipersembahkan Joko Suprianto, Susy Susanti, dan Ricky Soebagdja/Gunawan.
Dua tahun berikutnya di Lausanne, Swiss 1995, gantian Hariyanto Arbi dan Ricky/Rexy Mainaky yang naik podium sebagai Juara Dunia.
Selain itu, selama kepemimpinan Soerjadi, para pemain Indonesia kerap menjuarai gelar-gelar penting di berbagai kejuaraan internasional.
Tercatat, pada ajang All England, para pemain Indonesia begitu berjaya. Susy Susanti berhasil menjadi juara All England tahun 1993 dan 1994. Begitu pula dengan Hariyanto Arbi yang jawara 1993 dan 1994. Sementara Ricky/Rexy juara tahun 1995 dan 1996.
Bahkan, kala itu Indonesia begitu berjaya. Di sektor tunggal putra sampai memiliki Tujuh Jagoan. Mulai dari Joko Suprianto, Ardy B. Wiranata, Bambang Supriyanto, Hermawan Susanto, Hariyanto Arbi, Alan Budikusuma, dan Fung Permadi.
“Kita merasa kehilangan dengan sosok Pak Soerjadi. Figurnya begitu dekat dan penuh perhatian kepada atlet. Dulu, kalau Pak Soerjadi tidak datang ke Pelatnas Cipayung, para pemain kerap diundang makan di rumahnya. Pak Soerjadi memiliki kepedulian tinggi terhadap pemain dan prestasi bulutangkis Indonesia. Ketika dipimpin Pak Soerjadi, prestasi bulutangkis Indonesia berada di titik tertinggi. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Masa Esa. Pengabdian dan jasanya, begitu besar bagi perbulutangkisan Indonesia,” papar Ricky Soebagdja, mantan pemain yang kini di era Ketua Umum PP PBSI Wiranto, didaulat sebagai Kabid Humas.