Komara Dhitayana, Sosok Binaragawan Bersih Indonesia
Olahraga binaraga yang rentan akan masalah doping, ternyata masih menyisakan ruang bagi seorang Komara Dhitayana (44 tahun).
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Olahraga Binaraga yang rentan akan masalah doping, ternyata masih menyisakan ruang bagi seorang Komara Dhitayana (44 tahun).
Binaragawan senior yang malang melintang di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) sejak 1994 hingga terakhir di PON XIX 2016/Jawa Barat itu, menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan status atlet binaraga berprestasi selama 22 tahun tanpa doping.
Penghargaan yang diberikan di Mall of Indonesia, Kalapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (10/1/2017) oleh perwakilan MURI Jakarta, Osman Semesta Susilo itu dan disaksikan pengurus PB PABBSI, Alamsyah Wijaya itu menjadi penyeimbang atas mencuatnya kasus doping paska pelaksanaan PON 2016 lalu di Jawa Barat.
Seperti diberitakan, Senin (9/1), Ketua Umum PB PON PON dan Peparnas 2016 Ahmad Heryawan mengumumkan terdapat 14 atlet yang positif menggunakan doping.
Sebanyak 12 pada PON yang positif doping terdiri atas delapan atlet dari cabang olahraga binaraga, satu atlet berkuda, satu atlet angkat berat, dan dua atlet dari cabang menembak.
“Penghargaan bagi Komara merupakan hal yang membanggakan bagi PABBSI secara umum, khususnya cabang binaraga. Apa yang dilakukan Komara selama kariernya harus menjadi contoh. Tak hanya bagi atlet binaraga, tapi atlet semua cabang karena menggunakan doping suatu yang bertentangan dengan sportifitas. Kami pengurus PABBSI bangga atas penghargaan yang diberikan kepadanya,” papar Ketua Umum PB PABBSI, Rosan P Roslani di Jakarta.
Sosok Komara sebagai binaragawan yang bersih juga ditunjang prestasi yang konsisten. Medali emas PON di kelas 75 kg dikuasainya sejak PON 1994 hingga 2004. Lalu medali emas kelas 80 kg tak pernah lepas dari genggaman sejak PON 2008, Palembang hingga 2016 lalu.
Tak hanya itu, Komara yang kini membela Jawa Timur sudah tiga kali meraih medali perak di SEA Games 1997, 1997, dan 2013. Di level Asia, Komara pernah menduduki peringkat ketiga Asian Body Building tahun 2013 di Vietnam dan menjadi runner up World Bodybuilding Physique Federation tahun 2012.
“Saya bangga mendapat penghargaan dari MURI. Ini menandakan komitmen saya untuk menjadi atlet binarag ayng bersih mendapat dukungan dari PABBSI dan juga pengakuan dari pihak lain. Semoga hal ini bisa menjadi contoh bagi binaragawan lain,” jelas Komara yang kini bekerja sebagai konsultan latihan dan nutrisi di Jakarta.