Serena Kurangi Ikut Turnamen Kecil Setelah Raih 23 Juara
Pada usia 35, Serena menjadi yang terhebat dalam sejarah setelah meraih gelar juara yang Ke-23 di Australia Terbuka, Sabtu (28/1).
Penulis: Muhammad Barir
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Petenis AS, Serena Williams lebih selektif pilih turnamen setelah dia berhasil mencetak sejarah sebagai petenis putri terbanyak meraih gelar juara grand slam di era Open. Dia akan mengurangi tampil di turnamen kecil untuk lebih fokus mengejar juara grand slam. Seperti yang disampaikan oleh pelatih Serena, Patrick Mouratoglou.
Pada usia 35, Serena menjadi yang terhebat dalam sejarah setelah meraih gelar juara yang Ke-23 di Australia Terbuka, Sabtu (28/1).
Keberhasilan Serena meraih gelar juara yang Ke-23 itu melampaui keberhasilan Steffi Graf yang meraih 22 gelar juara di sektor tunggal putri. Dia menjadi yang terbanyak di era Open.
Meski demikian, Serena masih ada di bawah Margaret Court yang menjadi juara grand slam 24 kali sepanjang masa. Legenda tenis asal Australia itu, meraih juara di era amatir dan Open pada tahun 60-an dan 70-an.
Serena kini akan memilih jadwal untuk bisa menjadi petenis terbanyak juara grand slam sepanjang masa melampaui Margaret Court. "Secara mental, dia masih bisa tetap fresh dan senang ketika memulai turnamen grand slam. Karena itu adalah tujuannya," kata Mouratoglou kepada para wartawan setelah keberhasilan Serena jadi juara di Australia.
"Jadi, kita harus punya jadwal yang lebih ringkas. Tapi tidak lebih ringan dari tahun lalu yang terasa sulit ketika dia main hanya main di delapan turnamen dan tidak main setelah September. Tapi harus lebih ringan dari tahun-tahun sebelumnya (11 turnamen)," katanya.
Pada musim 2016, Serena pernah menjadi petenis peringkat satu hanya dengan tampil di tujuh turnamen. Dia menempati posisi puncak selama 52 pekan. Kemudian, Angelique Kerber dari Jerman menyalip peringkatnya setelah juara AS Terbuka pada September 2016. Namun dalam peringkat terbaru, Serena kembali ke puncak lagi setelah juara Australia Terbuka.
Serena biasanya memainkan turnamen yang lebih sedikit dari sebagian besar petenis papan atas. Namun ketika Serena bisa menembus babak final, dia bisa mengatasinya.
Dari awal 2012 hingga akhir 2016, Serena menang 288 pertandingan, hanya kalah jumlah kemenangan dari petenis Polandia, Agnieszka Radwanska dengan 289 kemenangan. Namun Radwanska kalah 107 pertandingan, sedangkan Serena kalah 29 pertandingan.
"Dia tidak termotivasi dengan jumlah gelar juara, dia termotivasi untuk menjuarai turnamen grand slam," kata pelatih Mouratoglou.
Turnamen berikutnya setelah Australia Terbuka adalah Prancis Terbuka yang akan dimulai pada 29 Mei. "Kami sudah menyiapkan jadwal untuk diikuti pada tahun ini," kata Mouratoglou. "Ini tidak berarti bahwa jadwal tidak akan berubah, itu dimaksudkan untuk beradaptasi dengan situasi. Tapi secara umum itu sudah ditetapkan untuk seluruh musim."
Mouratoglou mengatakan angka saja tidak jadi faktor utama di balik ambisi dan motivasi Serena, bahkan di tahun ke-20 nya di tur tenis dunia.
"Dia termotivasi untuk menang grand slam. Itu motivasinya. Ini tidak akan berubah sampai dia mungkin suatu hari bangun dan tidak termotivasi untuk menang grand slam, tapi untuk saat ini dia sangat termotivasi. Rekor bukan hal yang membuat dia bermain tenis," katanya.
Dan Serena, kata Mouratoglou tidak akan terobsesi dengan rekor juara yang Ke-24 di turnamen grand slam demi melampaui Margaret Court. "Dengan segala hormat untuk Margaret Court, itu eranya lain, bayangannya itu seperti bersaing di antara 16 pemain dan mereka tidak bermain di era profesional," katanya.
"Tentu saja rekornya seperti ini, dan kami tentu ingin menaklukkannya. Tapi ada era profesional dan rekor itu sebelumnya dipegang Steffi Graf," katanya.
Perbandingan prestasi tenis dunia menjadi kontroversi terkait perbedaan era. Court, Graf, dan Maureen Connoly adalah petenis yang tampil di Grand Slam dan menjadi juara di empat turnamen besar pada tahun-tahun tersebut.
Namun, Serena dan Martina Navratilova termasuk di antara 10 yang menjuarai turnamen Australia Terbuka, Prancis Terbuka, AS Terbuka, dan Wimbledon sepanjang kariernya. Keduanya juga meraih empat gelar juara grand slam pada periode yang sama.
Serena menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah setelah dia mengalahkan kakak kandungnya, Venus Williams dengan skor 6-4, 6-4 di final yang digelar Sabtu (28/1) malam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.