Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Eddy Saddak bilang Jateng Derby Selalu Ketat

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Eddy Saddak bilang Jateng Derby Selalu Ketat
dok keluarga
Eddy Saddak dan keluarga, pencinta sejati olahraga berkuda 

TRIBUNNEWS, COM. SALATIGA - Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA, menegaskan, gelaran pacuan kuda Jateng Derby selalu ketat.

Oleh karena itu, tidak mudah untuk merebut gelar pada setiap nomor atau kelas yang dipertandingkan.

"Kontestasi di Jateng Derby termasuk yang sulit diprediksi. Seperti yang terjadi di pacuan-pacuan utama lainnya, kuda-kuda yang berkompetisi di Jateng Derby sudah dipersiapkan secara maksimal, jadi kalau tanggung-tanggung susah untuk dapat nomor," jelas Ketum PP Pordasi yang juga pendiri sekaligus pemilik klub Aragon Horse Racing & Equestrian Sport yang berada di Lembang, Jabar, itu.

Jateng Derby 2017 dilangsungkan Minggu (19/2) ini di gelanggang pacuan kuda Tegal Waton, Kecamatan Tengaran, Salatiga.

Mohammad Chaidir Saddak yang pemilik dari puluhan kuda pacu dan ketangkasan (equestrian) itu tak pernah absen mengomentisikan kuda-kuda terbaiknya di pacuan Jateng Derby. Bahkan, dibanding klub-klub atau stable besar lainnya, jumlah kuda yang ditampilkan Aragon yang terbanyak yakni 13 ekor kuda.

"Aragon memang harus menjadi contoh bagi klub-klub lainnya, bahwa betapapun ketatnya persaingan yang diikuti, kami wajib untuk berpartisipasi. Oleh karena itu pula Aragon selalu menurunkan kuda-kudanya di seluruh kejuaraan pacuan di tanah air," tegas Ketum PP Pordasi yang disapa Eddy Saddak itu, diplomatis.

Menurut keterangan, sepanjang 2017 ini ada sekitar 14 pacuan tingkat nasional dalam agenda kegiatan PP Pordasi

Berita Rekomendasi

Jumlah 14 event ini jauh berkurang dari kegiatan tahunan pacuan resmi PP Pordasi di tahun-tahun sebelumnya. Minimnya jumlah event ini antara lain disebabkan tiadanya lagi pacuan yang diselenggarakan di Pulomas, yang sejak Agustus 2016 sudah dibongkar, untuk dijadikan arena equestrian (berkuda ketangkasan) Asian Games XVIII-2018.

Pulomas setiap tahunnya rata-rata menggelar empat atau lima event.

Tanpa Pulomas, atmosfir persaingan berpindah ke beberapa venues lainnya, terbanyak adalah Tegal Waton, Salatiga, Jateng. 

Tegal Waton  sudah  menjadi arena persaingan dari AE Kawilarang Memorial Cup, yang sudah digelar pada 22 Januari lampau. Itu adalah event pembuka pacuan kuda nasional di tahun 2017. 

Setelah itu, pada 19 Maret, diselengggarakan Kejuaraan Piala Tiga Mahkota seri 1/2017, bertempat di Legok Jawa, Pangandaran, yang menjadi arena persaingan kuda-kuda terbaik di PON baru lalu. 

Event-event berikutnya adalah:

4. 16 April, Pertiwi Cup, di Legok Jawa, Pangandaran, 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas