Pengurus Criket Indonesia bilang Tak Perlu Pengurangan Cabang Olahraga
Rencana pengurangan Olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 2018 menuai protes. Salah satunya datang dari Pengurus Pusat Persatuan Criket
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana pengurangan Olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 2018 menuai protes. Salah satunya datang dari Pengurus Pusat Persatuan Criket Indonesia (PP PCI).
Melalui Sekjen Arsyad Ahmadin, PP PCI menghimbau agar cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan sesuai dengan kesepakatan Corcom Meeting VI, dimana ketka itu diputuskan 42 cabang dan 458 nomor pertandingan.
“Ini sudah sangat mengkhawatirkan kalau memang benar-benar terjadi pengurangan dalam rangka efisiensi,” ungkap Arsyad, Minggu (2/4/2017).
Sebenarnya, kata Arsyad Ahmadin, tidak perlu lagi ada pengurangan cabang cabang yang dipertandingkan di Asian Games 2018 apalagi sudah diputuskan dalam Corcom Meeting.
“Jika Pemerintah dan Inasgoc ingin efisiensi banyak cara yang harus dilakukan bukan dengan jalan mengurangi cabor-nya. Mereka kan hadir sebagai delegasi negara ke Indonesia dengan membayar per kepala U$ 50 baik atlet dan ofisial,“ jelasnya.
Menurut Arsyad, efisiensi bisa dilakukan dengan cara melakukan pemotongan anggaran untuk kegiatan opening dan closing ceremony. Kemudian, jumlah kepanitiaan INASGOC dirampingkan sehingga tidak mubazir.
“Sangat memprihatinkan cabor yang sudah enam kali dibahas di tingkat Corcom pun masih bisa berubah padahal Asian Games sudah semakin dekat,” kata Arsyad yang tetap berharap 42 cabor yang dipertandingkan sesuai kesepakatan tuan rumah dan OCA pada Corcom meeting ke-VI.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memberikan sinyal tentang pengurangan jumlah cabor dari 42 menjadi 36 cabor dalam rangka efisiensi.
"Efisiensi anggaran tak akan kurangi kemeriahan Asian Games," ujar Wapres.
Hingga kini masih menjadi perdebatan sengit enam cabang olahraga yang akan dicoret dari Asian Games 2018.