Kompas TV Tantang RCTI di Final Invitasi Bola Basket Antar Media Nasional 2017
Laga seru terjadi di babak semifinal Invitasi Bola Basket Antar Media Nasional (IBBAMNAS) 2017 yang digelar di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laga seru terjadi di babak semifinal Invitasi Bola Basket Antar Media Nasional (IBBAMNAS) 2017 yang digelar di GOR Soemantri Brodjonegoro Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Tim Basket Kompas TV harus mengeluarkan ekstra stamina sebelum mengalahkan Jusraga 48-43.
Pertandingan itu sendiri sempat melalui perpanjangan waktu (over time) tatkala kedudukan imbang 38-38.
Di babak final, KompasTV bakal menjamu RCTI yang sebelumnya menang tipis 26-23 atas CNN Indonesia Trans Media. Sedangkan Jusraga akan bertemu CNN Indonesia untuk perebutan posisi 3-4.
Saat pertandingan, Kompas TV hanya berkekuatan tujuh pemain saja menyusul terdapat pemain yang cedera dan tidak bisa hadir. "Awalnya kami pesimistis karena tidak ada big men, pemain hanya tujuh. Modalnya hanya defense. Memang sempat tertinggal, tapi anak-anak segera memperbaiki ritme pertandingan dan lebih sabar," ujar pelatih Harry Prayogo usai berlaga. Dia menambahkan, di babak final diharapkan bisa bermain full team dan siap memberikan perlawanan.
Hal senada diungkapkan salah satu pebasket Kompas TV, Bima Marzuki yang mengaku tim yang bertanding di semifinal ini tidak terlalu istimewa. Pasalnya dengan minim pemain andalan karena sedang bekerja dan ada yang cedera, membuat Bima dkk tak berharap banyak. "Kami tidak patah semangat walau harus bermain tujuh orang saja. Modalnya hanya defense dan ngotot bermain sambil ikutin instruksi pelatih," ujar salah satu pebasket Kompas TV, Bima Marzuki usai berlaga. Bima akui penampilan Jusraga cukup bagus dan beberapa kali dirinya serta tim melakukan kesalahan. Hanya saja berkat arahan pelatih dan tetap fokus, akhirnya Kompas TV keluar dari tekanan terutama di laga over time.
Ketika ditanya soal laga final melawan RCTI, Bima akui tim lawan cukup berpengalaman dan memiliki pemain yang merata. Dirinya enggan sesumbar bisa melibas dengan mudah tim lawan. Namun demikian, dirinya berharap di babak final bisa bertarung dengan kekuatan penuh dan tetap kompak serta ikut instruksi pelatih. "Teman-teman bermain pakai hati. Untuk final, pokoknya harus lari, lompat, kejar dan ikut arahan pelatih," kata Bima.
Sementara itu salah satu pebasket andalan Jusraga, Eky Rieuwpassa mengaku timnya bermain tidak fokus dan terburu-buru melakukan eksekusi. Belum lagi tekanan dari kondisi fisik menyusul bermain hingga semifinal cukup menguras tenaga. "Kami bermain tidak fokus, terburu-buru dan instruksi pelatih tidak dijalankan," kata Eky.
Menyoal lawan CNN Indonesia di perebutan 3-4, Eky hanya berharap bermain lebih bagus lagi kendati kondisi fisik sangat lelah. "Harus menang biar bisa angkat mental pemain Jusraga, kalau tim ini punya potensi bagus tahun depan," imbuh jurnalis TVRI itu. Jusraga adalah tim gabungan para jurnalis yang berlatih basket bersama di hall C, Senayan, Jakarta.
Dari catatan yang ada, Kompas TV untuk kali kedua beruntun lolos ke babak final IBBAMNAS. Tahun lalu, mereka gagal merengkuh trofi IBBAMNAS dikalahkan SCTV Emtek.