Deklarasi Olimpian Indonesia untuk Indonesia Bersatu
Krisis kebangsaan yang tengah melanda Indonesia turut menggugah perhatian para mantan atlet olimpiade Indonesia, yang tergabung dalam IOA
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Krisis kebangsaan yang tengah melanda Indonesia turut menggugah perhatian para mantan atlet olimpiade Indonesia, yang tergabung dalam Indonesian Olympian Association (IOA).
Mereka sepakat mendeklarasikan "Olimpian Indonesia untuk Indonesia Bersatu" agar bangsa yang besar ini tidak terpecah dan terus menjaga kesatuan.
Ketua IOA, Richard Sambera mengatakan bangsa ini bisa melihat bahkan mencontoh dari apa yang dilakukan atlet.
"Lihatlah, prestasi yang ditorehkan Owi/Butet (Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir) di Olimpiade atau Indonesia Super Series. Tanpa memandang warna kulit, suku, atau agama, mereka menunjukkan kebesaran Indonesia bisa diraih melalui persatuan," ungkap Richard Sambera dalam acara deklarasi yang berlangsung di sebuah restoran di bilangan Gondangdia Jakarta Pusat, Sabtu, (8/7/2017).
Dalam deklarasi tersebut IOA menyatakan saat mewakili Indonesia di ajang Olimpiade tidak pernah membedakan bangsa Indonesia yang diwakili berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan. Mereka juga mengungkapkan rasa bangga saat menjadi wakil bangsa Indonesia di setiap event internasional tanpa memandang perbedaan yang ada.
"Atas dasar itu, kami berharap seluruh bangsa tetap bersatu menjaga persatuan NKRI dan keberagaman karena kedua hal itu merupakan kekuatan bangsa, dan juga kekuatan di ajang Olimpiade untuk Indonesia," jelas Richard Sambera, mantan perenang nasional.
Dalam acara, sekaligus halal bihalal yang dihadiri para mantan atlet yang pernah membawa nama Indonesia di pentas olahraga dunia itu, juga digelar musyawarah anggota IOA.
Di level internasional, perkumpulan mantan atlet olimpiade tergabung dalam World Olympian Association (WOA).
Mereka menjadi partner dari Komite Olimpiade Internasional yang punya peran mensosialisasikan nilai-nilai olympicsm, pelatihan ke atlet atau masyarakat, serta penyuluhan mengenai manajemen keuangan bagi atlet.
Jelang musyawarah nasional (Munas) IOA yang akan berlangsung tahun ini, lembaga nirlaba yang harus berkreasi dalam mencari pendanaan bagi gerak organisasi telah melakukan beberapa kegiatan selama setahun terakhir.
Mulai dari keterlibatan dalam sosialisasi Asian GAmes 2018, kampanye olahraga dengan kemenpora serta penyuluhan kesehatan dengan PT MAP Active.
Sedangkan Sekjen IOA, Felix C Susanto menjelaskan organisasi ini memang bersifat independen, karena itu tidak ada dukungan dana dari pihak manapun.
"Karena organisasi ini independen, maka memang tidak ada dukungan dana dari siapapun. baik KOI ataupun negara. Meski demikian, terbuka pendanaan dari IOC sepanjang ada pengajuan proposal atau program yang disetujui. Begitu pula, kami bisa bekerjasama dengan swasta, dalam bentuk program dalam hal olahraga dan kesehatan," papar Felix C Susanto.