Piala Asia Lintas Alam Paralayang II 2017: Cuaca Buruk, Pilot Tak Maksimal
Cuaca yang tak bersahabat untuk olahraga dirgantara, menyebabkan para peserta Piala Asia II Lintas Alam Paralayang II 2017 di Gunung Mas, Puncak
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, CISARUA - Cuaca yang tak bersahabat untuk olahraga dirgantara, menyebabkan para peserta Piala Asia II Lintas Alam Paralayang II 2017 di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat tidak maksimal hasilnya pada Ronde I, Sabtu (12/8/2017).
Kejuaraan yang dimaksudkan sebagai ujicoba lokasi dan perangkat lomba Asian Games XVIII 2018 Indonesia, menurut Tagor Siagian, Humas PB FASI (Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia) akan berlangsung hingga Senin (14/8/2017).
Sesuai nomor lomba Race To Goal (Lintas Alam Terbatas), sebanyak 101 pilot (sebutan untuk atlit olahraga dirgantara) asal 12 negara, harus terbang di atas beberapa titik dalam waktu tercepat.
Namun karena kecepatan angin yang rendah saat terbang, 10 km/jam dan cuaca mendung, mengakibatkan seluruh peserta tak ada yang menyelesaikan soal sejauh 8,3 km.
Direktur Lomba, Igor Erzen, asal Slovenia, yang merupakan Wakil Presiden FAI (Federasi Aeronautika Internasional), induk olahraga dirgantara dunia, Bidang Gantolle (Layang Gantung) dan Paralayang, sudah mengingatkan para peserta saat pertemuan teknis Jum’at malam (11/8/2017) di Puncak, tidak boleh nebeng awan (cloud flying) saat terbang.
Maksudnya para pilot tidak diijinkan dengan sengaja memasuki awan agar ketinggiannya bertambah. Akibat cuaca mendung sehingga ketinggian awan semakin rendah, banyak peserta tak sanggup terbang jauh.
Padahal syarat utama keberhasilan seorang pilot dalam nomor Lintas Alam adalah terbang setinggi dan sejauh mungkin.
Tersedot Awan Hujan
Setelah Open Window (lomba dibuka) pukul 11.30 WIB, para pilot menunggu selama hampir tiga jam, karena kecepatan angin berkisar 3-5 km/jam dan kurang memadai untuk lepas landas.
Begitu kecepatan angin bagus, para pilot Korea Selatan berhamburan mengambil posisi. Para anggota Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) Indonesia untuk Asian Games 2018, menyusul dibelakangnya.
Namun baru 10 menit mereka terbang bersama setelah mendapat thermal (udara panas yang membawa parasut makin tinggi), kelompok sekitar 16 pilot itu, tersedot awan hujan. Khawatir terkena petir, mereka segera melepaskan diri, keluar dari awan. Akibatnya parasut mereka semakin menurun.
Seperti yang terjadi pada pilot Pelatnas Jafro Megawanto. Setelah berhasil melewati salah satu titik dalam soal, Kebun Binatang Taman Safari, ia terpaksa mendarat dengan keras di perkebunan teh dikawasan lokasi pendaratan untuk nomor Ketepatan Mendarat.
Dikhawatirkan cedera punggung atau tulang ekor, ia dibawa ke rumahsakit terdekat untuk di rontgen. Namun hasilnya baik dan dia diperbolehkan kembali ke penginapan atlit.
“Aku kena angin dari arah belakang dan mukaku mulai kena hujan. Parasutku makin turun. Tapi aku boleh terbang kok besok,” ujarnya penuh senyum.
Pada lomba Ronde II, Minggu (13/8), soal akan kembali disesuaikan kondisi cuaca dan angin saat pagi hari jelang Open Window (Lomba Dibuka).. Apabila memungkinkan, bisa saja para pilot diharuskan terbang hingga Sentul, sejauh 15 km.
Hasil Piala Asia Lintas Alam Paralayang II 2017 Ronde I, Sabtu (12/8):
Kelas Putri:
1. Kim Hyunhee (Korsel) : 532
2. Jinhee Baek (Korsel) : 391
3. Diah Kristina Rahayu (Ina) : 295
4.
Kelas Putra:
1. Hong Pilpyo (Korsel) : 635
2. Zhen Jun Zhao (Cina) : 538
3. Yoshiki Kuremoto (Jepang) : 534
Kelas Beregu:
1. Korea Selatan II : 1675
2. Korsel I : 1550
3.Indonesia II (Roni Pratama, Joni Effendi, Reza Kambey, Jafro Megawanto , Milawati Sirin)
: 1250