Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Usain Bolt Meratap Sedih Sambil Menahan Sakit

Bolt yang menjadi pelari terakhir tim Jamaika di final lari estafet 4X100 meter tidak mampu menyelesaikan tugasnya

Editor: Dewi Pratiwi
zoom-in Usain Bolt Meratap Sedih Sambil Menahan Sakit
Harian Super Ball
Harian Super Ball edisi Senin (14/8/2017) halaman 11 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan penonton di London Stadium, Inggris, Sabtu (12/8/2017) waktu setempat, menjadi saksi usainya karier Bolt Si Kilat (Lighting Bolt) di ajang atletik dunia.

Raut sedih terlihat jelas di wajah Usain Bolt, yang diseringai erangan rasa sakit, akibat cedera di pergelangan kakinya.

Pelari asal Jamaika, yang kerap disebut sebagai rajanya lari jarak 100 meter itu, kini harus berjalah terpincang, dipapah oleh rekan-rekannya, dan kemudian duduk di kursi roda.

Bolt yang telah berencana menutup karier atletiknya di ajang Kejuaraan Dunia Atletik 2017 di London ini, dengan hasil yang manis, ternyata justru harus menelan kepahitan.

Baca: Stefano Cugurra Simpan Rohit Chand

Seperti dilansir BBC Sports dan The Guardian, Bolt yang menjadi pelari terakhir tim Jamaika di final lari estafet 4X100 meter tidak mampu menyelesaikan tugasnya.

Usai menerima tongkat estafet dari Blake, Bolt berusaha mengejar dua pelari di depannya.

Berita Rekomendasi

Namun, upaya Bolt memaksimalkan performa tenaga larinya tidak berhasil. Tidak sampai 20 langkah atau lebih kurang 50 meter menjelang garis finis, Bolt mendadak terpincang-pincang, tubuhnya oleng sambil mengerang kesakitan, lalu jatuh ke lintasan.

Meski memaksakan diri untuk bangun, Bolt tidak mampu berbuat banyak.

Pelari yang memiliki tinggi badan 195 cm itu, hanya mampu memandag nanar pelari lainnya sambil terus meringis menahan sakit.

Tiga rekan Bolt segera menghampiri, karena posisi Bolt sudah tidak lagi berdiri, melainkan terlentang di lintasan. Panitia lomba juga segera berkumpul bersama tim medis.

Baca: Tottenham Hotspur Tampil Lebih Meyakinkan di Laga Perdana

Setelah mendapatkan sementara, Bolt bangun sambil dipapah rekan-rekannya. Awalnya panitia dan tim medis telah menyediakan kursi roda, namun Bolt menolak.

Tanpa mengenakan sepatu, Bolt yang masih dipapah oleh rekan setimnya, berjalan perlahan dan terpincang hingga menjejak garis finis.

Bolt melambaikan tangan ke arah penonton yang memberikan dukungan.

"Dia (Bolt) tampak memaksakan untuk tersenyum. Saya tahu dia sedih sekali atas kekalahan ini dan merasa sangat bersalah. Dia terus meminta maaf kepada kami, tapi kami mengatakan dia tak perlu minta maaf. Cedera adalah bagian dari olahraga," kata Yohan Blake, salah satu rekan tim lari estafet.

Karier Bolt di dunia atletik tidak berakhir manis, seperti yang direncanakan.

Beberapa hari sebelumnya Bolt kalah dalam lomba lari 100 meter dari pelari Amerika Serikat, yaitu Justin Gatlin dan Christian Coleman. Bolt harus rela menerima medali perunggu.

Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Senin (14/8/2017)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas