Silat Bebas Challange Diikuti 13 Perguruan dari Berbagai Daerah
13 Perguruan dengan 32 orang pesilat darii Sejumlah daerah akan tampil pada kejuaraan bertajuk “Silat Bebas Challange” pada tanggal 8 Oktober 2017
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 13 Perguruan dengan 32 orang pesilat dari Sejumlah daerah akan tampil pada kejuaraan bertajuk “Silat Bebas Challange” pada tanggal 8 Oktober mendatang di The Breeze, BSD, City, Tangerang Banten.
Mereka akan bertarung untuk menjadi pesilat profesional terbaik dalam pertarungan yang aturannya dibuat lebih longgar daripada silat amatir yang bertujuan untuk prestasi.
“Perbedaan yang akan sangat terlihat pada cabang olah raga silat profesional ini adalah, saat di arena, pesilat tak menggunakan alat pelindung serta tak dilarang menyerang bagian muka atau kepala,” ungkap Marsyel Ririhena, Wakil Ketua Umum Federasi Beladiri Profesional Indonesia (FBPro Indonesia) kepada media di Jakarta, Minggu, (24/9/2017).
Meski bertajuk silat bebas, namun sejumlah peraturan ketat tetap diberlakukan dalam kejuaraan ini antara lain, para peserta diwajibkan mengikuti audisi untuk memastikan calon peserta memang atlet silat.
“Umumnya kita akan langsung paham, saat seorang calon peserta mulai di seleksi, langkah seorang pesilat dengan non pesilat atau cabang bela diri lain sangat khas dan mudah terlihat,” katanya.
Selain itu, perangkat pertandingan seperti wasit, juri dan penata tanding sudah mendapat sertifikasi dari FBPI.
"Ternasuk kelengkapan pendukung seperti dokter dan rumah sakit terdekat saat pertandingan berlangsung,” ujarnya.
Dari hasil seleksi tersebut terpilih sebanyak 32 pesilat yang akan turun pada sejumlah kelas seperti, kelas Straw weight maks 52.2kg, Flyweight 52.1–56.7 kg, Bantamweight 56.7–61.2 kg, Featherweight 61.2–65.8 kg, Lightweight 65.8–70.3 kg, Welterweight 70.3–77.1kg
“Para pesilat ini datang dari sejumlah perguruan antar lain Merpati Putih, Setia Hati Terate, Satria Muda Indonesia, Putra Setia, Perisai Diri , Bima Sakti, Padjajaran Cimande, Tarung Beksi , Silat Minang, Kurani Hada, Tri Sukmajati, Siliwa Tujuh Galuh Betawi dan Bangau Putih,” kata Muhammad Idris dari Silat Bebas Management selaku penyelenggara event ini.
Mereka datang dari sejumlah seperti Jakarta, Banten, Bandung, Madiun, Bekasi dan Bogor
“Meski datang dari sejumlah perguruan, saat naik ring peserta saat naik ring diperkenalkan sebagai wakil satu sasana olahraga, namun latar belakang aliran tetap disebut,” lanjut Idris.
Karene harus memegang prinsip dasar bahwa ini adalah pertarungan silat yang mengutamakan keluhuran sekaligus mengadopsi peraturan Unified Combat Sport Rules & Regulations, maka semua peserta diwajibkan mengawali pertarungan dengan Sikap Pasang dan Langkah Kaidah Silat, serta menggunakan Sikap Pasang dan Langkah Kaidah Silat.
Penyelenggara juga akan membagi kategori pertandingan kepada tiga jenis perlombaan, Silat bebas Audition (Amatir-Profesional), Silat Bebas Pro dan MMA pro.
Untuk pertandingan non gelar akan berlangsung 3 ronde selama lima menit, sedangkan untuk perebutan gelar akan berlansung 5 ronde dimana tiap ronde berlangsung satu menit.
Pihaknya berharap dengan penyelenggaraan pertandingan ini, akan membawa seni bela diri pencak silat naik ke level berikutnya di tingkat kompetisi Internasional, sehingga mampu menarik minat para pesilat di seluruh Indonesia.
Dengan naiknya Silat ke level yang lebih global, maka secara langsung akan meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.
Sebagai tujuan jangka panjang adalah membuat olah raga beladiri silat pro menjadi tuan rumah di negara sendiri dan bisa semakin menarik minat penggiat-penggiat beladiri dari seluruh penjuru dunia untuk mempelajari silat.