Manfred Schildt Dimakamkan di San Diego Hills
Manfred Schildt, atlet veteran Equestrian asal Jerman berusia 67 tahun, berpulang pada Senin (23/10/2017) setelah didera sakit sekian lama
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas berkuda ketangkasan Indonesia kehilangan salah satu sahabat terbaiknya.
Manfred Schildt, atlet veteran Equestrian asal Jerman berusia 67 tahun, berpulang pada Senin (23/10/2017) setelah didera sakit sekian lama.
Rider senior yang menjadi mentor bagi banyak rider di Indonesia ini akan dimakamkan Rabu (25/10/2017) di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.
"Dia sudah lama berpesan, kalau meninggal nanti, dimakamkan di sini saja. Dia memang sudah sangat mencintai Indonesia," ungkap Adi Katompo, rider senior nasional dari APM Equestrian Centre, Cikupa, Tangerang, Selasa (24/10).
Manfred Schildt, kelahiran 1950, pertama kali datang ke Indonesia pada 2011 untuk mengikuti sebuah event berkuda ketangkasan di APM Equestrian Centre, Tangerang. Tak dinyanya jika rider Jerman yang sebelumnya berkiprah di banyak event global equestrian itu sepertinya langsung 'jatuh cinta' kepada Indonesia.
Dia, antara lain, menjadi mentor bagi Nadia Marciano, rider senior APM Equestrian Centre. Manfred Schildt juga menjadi salah satu guru bagi puluhan siswa dari SMA Adria Pratama Mulya, satu-satunya sekolah yang memiliki kurikulum berkuda ketangkasan (equestrian).
Keramahan dan kemurahan hati komunitas equestrian Tanah Air membuat Manfred Schildt bermukim di Indonesia, khususnya di APM Equestrian Centre.
Sejak 2011 itu dia kerap mewakili klub berkuda yang dibangun oleh keluarga Marciano Norman itu tampil di berbagai event nasional equestrian. Salah satu kuda yang sering ditunggangnginya adalah APM Serafina.
Kabar duka mengenai meninggalnya Manfred Schildt semula diunggah di akun fesbuk Jendry Palandeng, rider senior APM Equestrian Centre lainnya. Ucapan dukacita dan ungkapan kesedihan disampaikan komunitas berkuda nasional.
"RIP Manfred Schildt...selesai sudah tugasmu dan lepas dari sakitmu opa yang kuat dan yang kami kagumi serta jadi contoh bagi sesama pelatih senior...nama yang paling aku sulit sebut jika dalam pertandingan aku panggil..sekalipun kamu bukan orang Indonesia tetapi begitu mencintai Indonesia...selamat jalan opa Manny.." demikian pernyataan kesedihan dari Frieda Heydemans, istri dari Nico Pelealu, mantan rider, pelatih sekaligus juri equestrian, yang kerap menjadi pemandu acara di event equestrian.
Manny adalah sapaan akrab untuk Manfred Schildt, yang hingga akhir hayatnya memilih untuk membujang.
Pada 2015, Manny divonis mengidap kanker, dirawat di rumah sakit dan sejak itu pula menjalani kemoterapi.
"Sejak divonis kena kanker itu Manny sudah jarang ikut kejuaraan," cerita Adi Katompo.
"Pihak keluarganya di Jerman sudah dihubungi," tutur Adi Katompo, "Mungkin saja ada yang datang."
Salah satu sahabatnya yang sudah pasti datang adalah Marc Boes. Instruktur dari Federasi Equestrian Internasional (FEI) itu tiba di Jakarta malam ini sehubungan dengan tugasnya di event Cinta Indonesia Open 2017 yang digelar Kamis-Minggu akhir pekan ini di APM Equestrian Centre, Tangerang.
"Marc Boes salah satu sahabat Manny, kedatangannya ke Indonesia berkaitan dengan event Cinta Indonesia Open dan dia juga menggelar coaching-clinic," tutur Adi Katompo.