Rildo Ananda Anwar Akan Cetak Petenis Unggulan Usai Terpilih Jadi Ketum PP Pelti
Rildo Ananda Anwar terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) PP Pelti periode 2017-2022 dengan mengalahkan saingannya Gede Widiade
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Akhirnya Musyawarah Nasional (Munas) Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti) di Hotel Rattan In Banjarmasin, Kalimantan Selatan berakhir, Minggu (26/11/2017).
Mantan petenis yang juga Irjen PUPR, Rildo Ananda Anwar terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) PP Pelti periode 2017-2022 dengan mengalahkan saingannya Gede Widiade dalam pemungutan suara tertutup.
Rildo didukung 19 suara dan Gede 15 suara.
"Alhamdulillah, saya bisa terpilih. Marilah kita majukan tenis bersama apalagi tantangan tenis Indonesia ke depan lebih berat saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Tidak ada blok-blokan. Kita semua termasuk pecinta tenis," ungkap Rildo Ananda Anwar usai pemilihan.
Ketika ada usulan salah satu peserta Munas agar Gede Widiade dilibatkan dalam kepengurusan PP Pelti, Rildo menjawab, "Pak Gede itu adik saya. Tadi, saya juga sudah berbisik dengannya. Dan, saya akan menempatkan beliau pada posisi sesuai bidangnya."
Berbicara mengenai program, Rildo mengatakan akan berusaha menciptakan Christo-Christo (Christopher Rungkat, red) baru. Kemudian, memetakan atlit muda potensial dan mendorong Pengda-pengda Pelti untuk aktif dalam menjalanlan program pembinaan dan membuat kompetisi.
"Saya juga akan melibatkan mantan petenis dalam pembinaan. Dan, saya akan mengumpulkan para sponsor untuk bersedia memberikan dukungan di setiap pertandingan atau even tenis," ujarnya.
Ia menuturkan, untuk persoalan sponsorship, Rildo, yang juga menjabat sebagai Irjen di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), akan meminta dukungan lewat CSR dari beberapa perusahaan BUMN.
"Kita bisa pakai CSR untuk mendanai pertandingan tenis. Misalnya, Waskita Tenis Turnamen atau lain sebagainya. Pembiayaan dari CSR tidak melanggar aturan asalkan programnya jelas," ujarnya.
Pembiayaan melalui CSR, kata Rildo, secara garis besar bukan untuk PB Pelti melainkan untuk pertandingan atau even itu sendiri.
"Bantuan CSR itu tidak akan menabrak aturan. Ini kan untuk prestasi olahraga dan itu tidak ke saya melainkan langsung pada mereka-mereka yang menyelenggarakan. Karena penyelenggara ini lah yang tahu berapa biaya untuk wasit, lapangan dan lain sebagainya. Makanya tidak ada pembiayaan yang mengalir ke saya," paparnya.