Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Larasati dan Adi Katompo Tanding di Jerman, Putri Hamidjojo di Belanda

Dengan segala keterbatasan yang dihadapi, Pengurus Pusat Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia merawat sikap optimistis menyambut kompetisi equestrian

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Larasati dan Adi Katompo Tanding di Jerman, Putri Hamidjojo di Belanda
ist
Adi Katompo Tanding di Jerman 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan segala keterbatasan yang dihadapi, Pengurus Pusat Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) merawat sikap optimistis menyambut kompetisi equestrian (berkuda ketangkasan) di Asian Games XVIII/2018 mendatang.

Target satu medali emas dicanangkan, dari enam medali emas yang dialokasikan di nomor tunggang serasi (dressage) perorangan dan beregu, lompat rintangan (show jumping) perorangan dan beregu, serta eventing (trilomba) perorangan dan beregu.

Peraihan satu medali emas diharapkan dari dressage, perorangan atau beregu. Yang paling diandalkan adalah Larasati, rider senior yang harus diakui masih menjadi yang terbaik di tanah air di tengah kelangkaan rider tunggang serasi.

Larasati, yang meraih medali perunggu di kontes equestrian Asian Games XVII/2014 Incheon, Korsel, sudah lama bermukim di Jerman. Ia memang sempat membantu pelatihan timnas dressage yang diterjunkan di SEA Games XXIX/2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, Agustus lalu. Akan tetapi setelah itu mantan model yang memang blasteran Indonesia-Jerman itu kembali ke Jerman, untuk berlatih dan bertanding dengan biaya sendiri.

Larasati meraih medali perunggu perorangan Asian Games 2014 dengan kuda Wallenstein 145, dengan total persentase penilaian 74,075. Kuda Wallenstein 145 beberapa waktu lalu sudah 'berpulang', meninggalkan Larasati selama-lamanya.

Memang masih ada dua kuda kesayangannya yang lain. Namun, Larasati masih merasa lebih nyaman dengan Wallenstein 145.

"Sekarang dia fokus dengan kuda lainnya, semoga bisa bersinergi dengan baik sebagaimana dulu dengan Wallenstein 145," ungkap Ketua Umum PP Pordasi, Mohammad Chaidir Saddak, Minggu (3/12/2017).

Berita Rekomendasi

Eddy Saddak, sapaan Ketua Umum PP Pordasi, juga menyebutkan jika Larasati diberikan kepercayaan sepenuhnya untuk memilih rider dressage lainnya yang akan diterjunkan di Asian Games XVIII/2018 mendatang.

"Cabor berkuda khususnya equestrian ini kan spesifik, memadukan kekompakan dua unsur yakni kuda dan manusia. Oleh karena itu faktor pengalaman dan mental sangat berpengaruh," ujar Eddy Saddak.

Siapa yang akan menjadi pendamping Larasati di dressage, masih belum lagi diketahui. Namun, rider senior Djolfie Momongan tentunya akan dipertimbangkan.

Masalahnya, Djolfie juga belum memiliki kuda yang benar-benar dapat diandalkan untuk bersaing di level Asia yang berat.

Soal kuda, Eddy Saddak punya saran, alangkah baiknya jika pemerintah bisa membantu, sebagaimana yang dilakukan pemerintah Malaysia kepada federasi nasional berkudanya. Rider Malaysia mendominasi peraihan medali emas equestrian SEA Games 2017.


"Kuda-kuda yang dipakai rider Malaysia itu sewaan, bukan boleh beli. Kita juga bisa, asal dananya ada. Harga sewa relatif jauh lebih ringan daripada beli," jelas Eddy Saddak.

Berkompetisi di level seperti Asian Games tentunya menjadi keinginan dari para rider. Oleh karena itu, mereka juga dituntut untuk berjuang sendiri tanpa harus menggantungkan sepenuhnya pada federasi. Rider senior Kurniadi Katompo sudah hampir dua bulan ini berlatih di Jerman bersama Nadia Marciano.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas