Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Toni Meringgi: Jangan Halangi Atlet Tenis Meja Berprestasi Masuk Pelatnas Asian Games 2018

Berbagai masalah terus saja muncul dalam persiapan kontingen Ibdonesia menghadapi Asian Games 2018.Kini, tuntutan agar atlet tenis meja berprestasi di

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Toni Meringgi: Jangan Halangi Atlet Tenis Meja Berprestasi Masuk Pelatnas Asian Games 2018
ist
Toni Meringgi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai masalah terus saja muncul dalam persiapan kontingen Ibdonesia menghadapi Asian Games 2018. Kini, tuntutan agar atlet tenis meja berprestasi diberikan kesempatan masuk dalam pelatnas disampaikan mantan atlet Olimpiade, Toni Meringgi.

"Atlet tenis meja berprestasi itu punya hak untuk masuk pelatnas. Jangan sampai terjadi mereka tidak mendapatkan haknya. Harus dilakukan seleksi sebelum digelar pelatnas tenis meja Asian Games 2018," tutur Toni Meringgi, Sabtu (20/1/2018). 

Permintaan pelatih tenis meja yang sukses mengantarkan Tim Tenis Meja Indonesia meraih medali emas pada SEATTA di Manila 2010 agar digelar seleksi cukup beralasan. Sebab, dia melihat ada upaya menutup kesempatan atlet berprestasi. 

"Saya melihat ada atlet tenis meja "titipan" yang masuk dalam daftar pelatnas Asian Games 2018. Ini jelas menghalangi kesenpatan atlet berprestasi untuk mendapatkan haknya tampil mewakili negara," ungkap petenismeja yang tampil pada Olimpiade Seoul 1988. 

Sebelumnya, Ketua Harian PB PTMSI, Anton Suseno juga meminta Kemenpora tidak gegabah dalam menangani persiapan Asian Games XVIII Tahun 2018. Terutama menyangkut soal kualitas atlet yang dipersiapkan dan penyaluran anggaran pelatnas mengingat belum tuntasnya dualisme kepengurusan tenis meja di Tanah Air.

Seperti diketahui, sudah bertahun-tahun tenis meja Indonesia mengalami kemerosotan prestasi sebagai dampak dari adanya dua induk organisasi tenis meja, PB PTMSI di bawah pimpinan Ketua Umum Lukman Edy dan Pengurus Pusat (PP) PTMSI yang dinakhodai oleh Oegroseno

Berbicara masalah pelatnas tenis meja Asian Games 2018, Anton menyebut ada hak-hak atlet terbaik tenis meja berprestasi yang dirampas. Sebab, dia mendengar pihak PP PTMSI telah memanggil pemain untuk Pelatnas. Namun atlet yang dipanggil bukan kualitas yang terbaik. 

Berita Rekomendasi

"Dari kaca mata saya sebagai mantan pemain nasional saya melihat mereka bukan yang terbaik karena tidak ada yang masuk semifinal Pekan Olahraga Nasional (PON) lalu. Bahkan ada yang tidak ikut PON. Mungkin hanya Vicky Supit yang bagus namun yang lainnya patut dipertanyakan. Yang lainnya telah merampas hak atlet terbaik berprestasi," paparnya. 

Selain mempertanyakan masalah pemanggilan atlet, Anton juga berniat menggugat masalah penyaluran anggaran Pelatnas yang disebutnya salah kaprah. 

"Kalau sudah ada MoU soal dana Pelatnas Kemenpora dan PP PTMSI maka kita akan protes," katanya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas