Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Aryanti yang Punya Segudang "Pil Sabar" Lambungkan Michael Berprestasi Dunia

Down Syndrome persisnya, sebuah kata yang sangat asing pada tahun-tahun itu dan mengerikan karena dianggap aib oleh masyarakat.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Aryanti yang Punya Segudang
ist
Aryanti (berkacamata hitam) dan Michael (kaos kuning) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - tak siap menerima takdir. Itulah yang menyelimuti hati Aryanti R. Yacub, putri almarhum H. Moh. Hasan, mantan menteri keuangan P3 jaman Presiden Soekarno, tatkala melihat kenyataan putra bungsunya, Michael Rosihan Yacub yang lahir 25 Februari 1990 mengalami keterbelakangan mental.

Down Syndrome persisnya, sebuah kata yang sangat asing pada tahun-tahun itu dan mengerikan karena dianggap aib oleh masyarakat. Tidak jarang ledekan yang terlontar dari masyarakat.

Ya itulah cobaan hidup. Istri Rosihan Nazwar Yacub ini harus rela menerima kenyataan tersebut. 

"Sebagai manusia, wajar kan saya shock melihat keadaan putra saya. Tapi, saya harus menerima darah daging saya," kata Aryanti yang ditemui saat mengantar Michael bersama 8 temannya yang merupakan atlet renang tuna grahita dari Yayasan Sindroma Down Indonesia (YSDI) pada Lomba Renang Jakarta Open Para Swim di Gelanggang Renang Jakarta Pusat (GRJP), Jakarta, Sabtu (5/5/2018). 

Awalnya, kata Aryanti, dirinya sempat mengaku kikuk dalam mengajari Michael. Sebab, dia tidak pernah mendidik anak keterbelakangan mental karena dua saudara Michael lahir sebelumnya dengan kondisi normal.

"Saya sempat menangis karena putus asa. Untung ada bisikan, yang memberi tahukan saya agar menggunakan akal dan pikiran dalam mendidiknya. Bisikan itulah yang mendorong saya untuk membuatnya bisa berprestasi," tutur Aryanti. 

Tidak gampang mendidik Michael yang kini sudah bisa berkomunikasi dengan baik meski tidak lancar. Butuh kesabaran dan ketekunan. 

Berita Rekomendasi

"Untung saya punya stok segudang "pil sabar". Kesabaran dan ketekunan saya itu lah yang akhirnya membuahkan hasil. Michael yang memiliki IQ 35 punya segudang prestasi melebihi anak normal baik di bidang olahraga maupun seni," katanya. 

Kesabaran dan ketekunan memang harus jadi modal kedua orang tua untuk menjadikan anak yang punya keterbelakangan mental bisa berprestasi di bidang olahraga dan seni. 

Contohnya, kata Aryanti, Michael bisa menekuni berbagai cabang olahraga (cabor) atletik, badminton, sepeda dan baru- baru ini cabor beladiri karate dan bowling butuh waktu cukup lama. Begitu juga saat menekuni cabor renang.

"Michael sangat menyukai gerakan dan kegiatan yang dinamis hal mana sangat membantu kami melatih berbagai kegiatan dengan lebih mudah. Gerakan dinamis kami dapatkan dari berbagai olahraga seperti lari atau sprint, atletik, renang, golf dan sekarang tambah dengan bowling dan karate. Semua ini membutuhkan waktu yang lama, bahkan bisa sangat lama. Dengan tekun dan penuh ambisi dan dedikasi saya mendampingi Michael belajar kegiatan-kegiatan tersebut dan dengan harapan suatu saat Michael akan berhasil. Satu per satu dengan bertahun- tahun hasil tersebut baru terwujud," urainya.

Renang dimulai pada tahun 2004, dua tahun kemudian baru membuahkan hasil di kejuaraan PORDA (Pekan Olahraga Daerah) DKI.

Michael memang punya bakat di olahraga. Begitu tampil di PORDA (Pekan Olahraga Daerah) DKI, dia mampu meraih emas di Nomor Lari 50 Meter dan Lempar Bola. 

Atas prestasi itu, Michael mendapat kepercayaan memperkuat Kontingen Indonesia pada Special Olympic World Summer Games di Dublin, Irlandia tahun 2003. Luar biasa hasilnya. Michael meraih perak di Nomor Lari 50 M dan Perunggu di Lempar Bola. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas