Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Penentuan Atlet ke Timnas Equestrian Indonesia Tergantung Pelatih

Menyambut Asian Games XVIII/2018 di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September mendatang, Equestrian menjadi salah satu cabang olahraga yang menarik

Penulis: Toni Bramantoro
zoom-in Penentuan Atlet ke Timnas Equestrian Indonesia Tergantung Pelatih
ist

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyambut Asian Games XVIII/2018 di Jakarta-Palembang, 18 Agustus - 2 September mendatang, Equestrian menjadi salah satu cabang olahraga yang menarik dicermati.

Pasalnya, inilah satu-satunya cabor yang merefleksikan penampilan dua wujud, yakni manusia dan hewan. Kompetisi cabor berkuda ketangkasan (Equestrian) ini menghadirkan persaingan menarik antara duet atlet/rider dengan kuda tunggangannya masing-masing.

Equestrian Asian Games XVIII/2018 memperebutkan enam medali emas masing-masing dua dari disiplin tunggang serasi (Dressage) perorangan dan beregu, dua dari Lompat Rintangan (Jumping) perorangan dan beregu, dan dua dari Trilomba (Eventing) perorangan dan beregu.

Seluruh negara peserta maksimal memampilkan 12 atlet, tak termasuk cadangan, dengan rincian empat di tunggang serasi, empat di lompat rintangan dan empat di trilomba.

Pembentukan Timnas Equestrian Indonesia yang disiapkan ke Asian Games 2018 terbilang ketat. Yakni melalui babak kualifikasi yang digelar dalam empat seri, sejak medio Maret 2018 lalu.

Seri keempat atau terakhir dari babak kualifikasi ini akan digelar 8-10 Juni mendatang di APM Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang.

Dari 12 anggota inti Timnas Equestrian Asian Games Indonesia nanti, baru satu atlet yang sudah pasti. Dia adalah Larasati Gading, rider terbaik Indonesia di Dressage yang tinggal di Stuttgart, Jerman. Larasati, peraih medali perunggu di Asian Games 2014, Incheon, Korsel, akan memimpin tim Dressage.

Berita Rekomendasi

Larasati disebut-sebut menjadi jaminan untuk meraih satu emas di kontes Dressage Equestrian Asian Games XVIII/2018 ini, dan karena itu dia mendapatkan wildcard lolos langsung ke timnas tanpa mengikuti babak kualifikasi.

Bahkan, khusus untuk Larasati dipersiapkan kuda baru yang dibeli dari dana peruntukkan ke cabor Equestrian ini.

Tiga tempat di tim Dressage lainya masih diperebutkan oleh Dara Ninggar Prawesmari, Erwin Yoga, Mira Warganegara, Djolfie Momongan, serta rider remaja Mohammad Akbar Maulana yang berlatih di Jerman dan Dewi Kunti Nyoto, rider senior Indonesia yang bermukim di Singapura, anggota tim equestrian Indonesia di SEA Games 2015 Singapura dan SEA Games 2017 Malaysia.

Sementara itu, untuk Jumping, persaingan perebutan empat tempat di timnas juga masih sangat ketat dari interaksi yang terjadi di babak kualifikasi dan pelatihan di luar negeri.

Dari tiga seri babak kualifikasi yang sudah digelar, peringkat pertama untuk Jumping diduduki oleh Raymen Kaunang, disusul Ferry Wahyu Hadianto dan Yanyan Hadiansyah. Raymen memenangi tiga seri kualifikasi yang mementaskan kelas 140 cm tersebut.

Rider Jumping lainnya adalah Adi Katompo, Putri Hamidjoyo, dan Brayen Brata-coolen. Tiga rider terakhir intensif berlatih dan bertanding di Jerman dan Belanda sejak dua bulan terakhir.

Adi di Jerman, sedangkan Putri Hamidjoyo dan Brayen Brata-coolen di Belanda. Untuk Eventing, empat tempat di timnas akan diperebutkan oleh sembilan rider, yakni mereka yang sudah memenuhi standar MER (Minimum Eligibility Requirement) atau Persyaratan Kelayakan Minimum--yang menjadi kriteria wajib untuk kompetisi eventing level Asia dan global.

Ke-9 eventer (sebutan untuk rider trilomba) yang memenuhi MER dan berjibaku untuk memperebutkan empat tempat di Timnas Equestrian Indonesia adalah Riko Febrianto Ganda, Jojo Jonathan, Albert Pelealu, Steven Menayang, Jamhur Hatta, Alvaro Menayang, Marco Wowiling, Anto Budiarto, dan Jendry Palandeng.

Yang menarik, untuk memperebutkan 11 tempat di Timnas Equestrian Asian Games Indonesia, mayoritas kompetitor menunggangi kuda-kuda baru. Baik di Dressage, Jumping dan Eventing. Brayen Brata-coolen bahkan berbekal dua tunggangan baru, yakni Floyd dan Euphoria.

"Nggak mahal, murah koq," kata Mohammad Chaidir Saddak, pemilik Aragon Horse Racing & Equestrian Sport, yang menaungi Brayen Brata-coolen, Rabu (23/5/2018).

Eddy Saddak enggan menyebut harga pembelian dua warmblood asal Belanda itu. Pendiri Aragon yang juga ketua umum PP Pordasi itu pekan lalu mengunjungi Brayen Brata-coolen di Belanda, bersama Karissa Saddak.

Saat bersamaan, Reshwara Agya Radinal yang manajer Timnas Berkuda Asian Games Indonesia, juga datang dari Indonesia bersama Ferry Wahyu dan Dennis Christian Sanjaya.

"Pertimbangan pelatih ikut menentukan siapa yang akhirnya dipilih ke tim," kata Eddy Saddak. Hasil-hasil pertandingan yang diikuti para rider akan diperhitungkan juga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas